Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Pertama di Dunia, Demam Berdarah Ditularkan Lewat Hubungan Seks

Kompas.com - 11/11/2019, 11:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber AFP

KOMPAS.com - Otoritas Kesehatan Spanyol mengkonfirmasi kasus penyebaran demam berdarah melalui hubungan seksual.

Ini adalah kasus pertama di dunia yang menyebut demam berdarah juga bisa ditularkan lewat seks, selain gigitan nyamuk aedes aegypti.

Dilansir AFP, Sabtu (9/11/2019), pria (41) asal Madrid terinfeksi demam berdarah setelah berhubungan badan dengan pasangan prianya.

Untuk diketahui, pasangan tersebut sudah lebih dahulu terkena demam berdarah. Dia digigit nyamuk aedes aegypti ketika melakukan perjalanan ke Kuba.

Baca juga: Bagaimana Google Trends Bisa Bantu Monitoring Demam Berdarah?

"Pria tersebut diketahui terinfeksi demam berdarah pada September. Ini membingungkan para dokter, karena dia tidak melakukan perjalanan ke luar negeri. Gejala yang muncul seperti flu parah disertai dimam tinggi dan sakit di sekujur tubuh, yang umum dialami pasien demam berdarah," ungkap Susana Jimenez, dari departemen kesehatan Madrid.

"Pasangannya menunjukkan gejala serupa, tapi lebih ringan, sepuluh hari sebelumnya. Gejala ini dialami setelah dia pulang dari Kuba dan Republik Dominika," imbuh Jimenez.

Tim dokter pun akhirnya menganalisis sperma kedua pria tersebut.

Tim menemukan, keduanya tak hanya menderita demam berdarah, tapi juga virus yang sama persis seperti yang beredar di Kuba.

Dalam email yang dikirim Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (ECDC) Eropa ke AFP, disebutkan kasus ini adalah penularan virus demam berdarah melalui hubungan seksual antar pria yang pertama.

Baca juga: Gejala Autoimun ITP Mirip Demam Berdarah

Menurut situs resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), demam berdarah ditularkan terutama dari nyamuk Aedes aegypti yang banyak ditemukan di iklim tropis padat penduduk dan berkembang di genangan air.

Demam berdarah adalah penyakit serius dan mematikan, terutama pada perempuan muda dan anak-anak. Sayangnya, alasan kenapa ini sangat berisiko pada perempuan dan anak masih belum jelas diketahui penyebabnya.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com