Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/11/2019, 10:12 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Testosteron adalah hormon penting yang dimiliki pria. Namun, tak sediki pria yang kekurangan hormon testosteron dan tidak menyadarinya.

Padahal, rendahnya hormon testosteron dapat meningkatkan berbagai risiko gangguan kesehatan.

Data dari sebuah studi menunjukkan, ada 38,7 persen pria dengan usia di atas 45 tahun memiliki kadar testosteron kurang dari kadar normal yaitu, kurang dari 300 nanogram/desiliter (ng/dL).

Kekurangan hormon testosteron banyak terjadi pada pria usia 40 tahun ke atas.

Penurunan kadar testosteron dimulai pada usia 30 tahun dan terus berlanjut seiring bertambahnya usia. Hal ini lama kelamaan mengakibatkan tubuh kekurangan hormon testosteron.

Baca juga: Kadar Hormon Testosteron Pria di Kota Besar Mudah Turun, Ini Pemicunya

Penurunan hormon testosteron sekitar dua sampai tiga persen per tahun.

Maka di usia 40 tahun kadar testosteron menjadi sekitar 65 – 70 persen dan pada usia 60 tahun ke atas menyisakan 45 – 50 persen dibanding usia 25 tahun.

Dokter spesialis andrologi, Dr Nugroho Setiawan MS SpAnd mengatakan, banyak pria yang mengalami kekurangan hormon testosteron tidak menyadari kondisinya.

Gejala penurunan hormon testosteron

Berikut beberapa gejala yang perlu pria perhatikan saat mengalami penurunan hormon testosteron ini.

  • Penurunan dorongan seksual akhir – akhir ini
  • Lemas / kurang tenaga
  • Daya tahan / kekuatan fisik menurun
  • Tinggi badan berkurang
  • Kenikmatan hidup menurun
  • Mudah kesal / marah
  • Disfungsi ereksi
  • Penurunan kemampuan olahraga
  • Sering mengantuk / tertidur sesudah makan malam
  • Penurunan prestasi kerja

Nugroho mengatakan, jika seseorang merasa kurang bergairah dalam kehidupan seksual dan mengalami disfungsi ereksi, atau ada tiga gejala di atas yang dirasakan, sangat mungkin pria tersebut kekurangan hormon testosteron.

"Jika palik tidak pria mengalami gejala nomor satu (penurunan dorongan seksual) atau nomor tujuh (disfungsi ereksi) atau tiga gejala lain, pria tersebut mungkin kekurangan hormon testosteron," kata Nugroho dalam acara bertajuk Men’s International Day oleh Bayer, di Jakarta, Senin (18/11/2019).

Faktor risiko sejumlah sindrom metabolik seperti Diabetes Melitus Tipe II, Hipertensi, Kadar Lemak Darah dan Obesitas juga dapat menurunkan kadar testosteron seseorang.

Kekurangan hormon testosteron, pada akhirnya dapat memicu sejumlah penyakit, baik psikis maupun fisik.

"Rendahnya hormon testosteron dapat meningkatkan risiko berbagai gangguan kesehatan, termasuk gangguan psikologis, gangguan metabolik, gangguan kardiovaskular, gangguan seksual, permasalahan fisik, serta risiko kematian yang lebih tinggi," ujarnya.

Terapi sulih hormon

"Pria yang mengalami gejala kekurangan hormon testosteron harus segera berkonsultasi dan memeriksa kadar testosteronnya untuk mendapatkan terapi sulih hormon sehingga kualitas hidup juga menjadi lebih baik," tutur Nugroho.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Apakah Ikan Juga Minum Saat Merasa Haus?

Apakah Ikan Juga Minum Saat Merasa Haus?

Oh Begitu
Bagaimana Cincin Saturnus Terbentuk?

Bagaimana Cincin Saturnus Terbentuk?

Fenomena
Mengatasi Polusi Udara Dengan Teknologi Plasma

Mengatasi Polusi Udara Dengan Teknologi Plasma

Fenomena
Bagaimana Seharusnya Sampah Dipilah?

Bagaimana Seharusnya Sampah Dipilah?

Kita
Bagaimana Terumbu Karang Terbentuk?

Bagaimana Terumbu Karang Terbentuk?

Oh Begitu
Apa Itu BPA dan Dampaknya bagi Kesehatan?

Apa Itu BPA dan Dampaknya bagi Kesehatan?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Tawar Terbesar di Dunia?

Apakah Ikan Air Tawar Terbesar di Dunia?

Fenomena
Apa Saja Dampak Siklon Tropis terhadap Wilayah Indonesia?

Apa Saja Dampak Siklon Tropis terhadap Wilayah Indonesia?

Fenomena
Fakta-fakta Menarik Kentut, Soda Bikin Lebih Sering Kentut (Bagian 2)

Fakta-fakta Menarik Kentut, Soda Bikin Lebih Sering Kentut (Bagian 2)

Oh Begitu
Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Kita
Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Oh Begitu
Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Oh Begitu
8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

Oh Begitu
Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com