KOMPAS.com - Studi menemukan, pria yang tinggal di kota besar cenderung mengalami penurunan kadar hormon testosteron alias hormon seks laki-laki. Keadaan ini dapat dipengaruhi berbagai macam hal.
Tjokorda Gede Kerthyasa, praktisi kesehatan Holistik dan Homeopath menegaskan, seharusnya pria akan mengalami penurunan kadar hormon testosteron saat usianya bertambah.
"Tapi di kota-kota besar kayak Jakarta misalnya, faktor umur mah enggak berlaku. Karena sekarang sudah banyak pria muda kurang hormon testosteronnya," katanya.
Merunut usia, kadar hormon testosteron pria berusia 20 tahun kisarannya mencapai 900 mg/dL, 21-30 tahun berkisar 680 mg/dL, 31-40 tahun rata-rata dengan 670 mg/dL, selanjutnya 41-60 tahun kadar hormon testosteronnya berkisar 500 hingga 600 mg/dL.
Baca juga: Hipogonadisme, Ketika Pria Kekurangan Hormon Testosteron
Tjokde mengatakan, penurunan kadar hormon testosteron dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal.
Faktor eksternal misalnya karena polusi udara, kegemaran mengkonsumsi makanan cepat saji, gemar makan makanan berlemak atau serba instan, atau minum minuman berbahan susu kedelai.
Sementara faktor pemicu dari dalam seperti stres dan banyak aktivitas tapi malas berolahraga.
Ketika seseorang mengalami penurunan kadar hormon testosteron, hal ini akan memengaruhi beberapa hal dalam tubuhnya.
Salah satunya, permasalahan pada otot. Ini karena hormon testosteron merupakan dasar dari pembentukan dan kekuatan otot.
Kemudian masalah jantung, penurunan motivasi dan semangat, kemampuan intelektual dan daya ingat, tingkat kebugaran, fungsi sistem reproduksi, dan kekuatan tulang.
Tjokde menambahkan, kekurangan hormon testosteron juga akan berpengaruh terhadap kulit, kerontokan pada rambut serta persendian, serta resiko kanker prostat dan kanker jantung.