Menanggapi temuan ini, Prof James Watson dari Pusat Keanekaragaman Hayati di Universitas Queensland menyebutkan keberadaan hewan ini tadinya tinggal mitos.
Baca juga: Mengenal Udang Cantik Asal Sulawesi yang Kini Terancam Punah
"Selama bertahun-tahun orang perdebatkan apakah hewan ini memang ada atau tidak ada," kata Prof Watson, yang tak terlibat dalam penelitian ini.
"Temuan ini menunjukkan masih adanya hewan yang bertahan dan justru ditemukan bukan di kawasan hutan lindung, tapi habitat yang kecil," jelasnya.
Menurut dia, ekologi tikus-rusa ini memiliki peluang untuk pulih kembali jika ancaman utamanya dihilangkan.
"Hewan ini bisa berkembang biak dengan cepat. Jadi kabar baiknya, jika kita bisa mengendalikan habitat dan kegiatan berburu, maka populasinya bisa tumbuh kembali," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.