Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/11/2019, 20:04 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com - Hidup di kota besar yang penuh polusi membuat masyarakatnya harus mencari-cari cara untuk menghirup udara segar. Salah satunya dengan meletakkan tanaman hias, seperti lidah mertua, di dalam rumah.

Namun, sebuah penelaahan terbaru yang dipublikasikan Journal of Exposure Science & Environmental Epidemiology dan selusin penelitian selama 30 tahun terakhir menemukan kenyataan yang pahit: tanaman hias dipastikan tidak efektif membersihkan udara dalam rumah.

Dilansir dari Science Alert, Jumat (8/11/2019); para peneliti menemukan bahwa untuk mencapai kualitas udara seperti membuka beberapa jendela, sebuah rumah berukuran 140 meter persegi membutuhkan sekitar 680 tanaman di dalamnya. Bila dirata-rata, ini seperti 5 tanaman per meter persegi.

Apalagi jika Anda ingin membuat udara di dalam rumah menjadi lebih bersih dari sekadar membuka jendela atau pintu, Anda butuh sekitar 100 tanaman per meter persegi.

Baca juga: Pertama di Dunia, Tanaman Selfie untuk Pantau Kondisi Hutan

Jumlah ini jelas tak masuk akal dan sama sekali tidak efisien.

Michael Waring dari Drexel University, seorang insinyur lingkungan yang juga menulis studi ini mengatakan, hal ini (kemampuan tanaman untuk menyaring udara) telah menjadi kesalahpahaman umum.

"Tanaman memang sangat bagus, tetapi mereka tidak cukup cepat dalam membersihkan udara dalam ruangan untuk memengaruhi kualitas udara di dalam rumah atau kantor Anda," ujarnya.

Ide bahwa tanaman bisa membersihkan udara dalam ruangan dimulai pada 1989 ketika NASA melakukan sebuah kajian akan efek tanaman hias terhadap kualitas udara di dalam ruangan tertutup.

Baca juga: Wahana China Sukses Tumbuhkan Tanaman Kapas di Bulan

Dalam eksperimen tersebut, sebuah tanaman diletakkan dalam ruangan berukuran kurang dari satu meter kubik yang kedap udara. Para peneliti NASA lantas melaporkan bahwa tanaman bisa membersihkan hingga 70 persen polutan di dalam ruangan itu.

Namun, sebuah ruangan kecil yang kedap udara tidak sama dengan ruangan dalam rumah kita, di mana udara pengap terus-terusan ditukar dengan udara segar dari luar.

Hal ini dibuktikan oleh para peneliti yang menelaah dengan menerjemahkan hasil 196 eksperimen serupa menjadi laju suplai udara bersih (CADR).

Untuk diketahui, CADR merupakan pengukuran standar yang digunakan untuk mempelajari dampak penjernih udara pada lingkungan dalam ruangan.

Hasilnya, hampir semua eksperimen menemukan bahwa kecepatan tanaman dalam membersihkan senyawa organik mudah menguap dari udara terlalu lambat sehingga tidak relevan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com