Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Temukan Tanaman Langka Pemakan Salamander di Kanada

Kompas.com - 11/06/2019, 19:31 WIB
Julio Subagio,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Mungkin bagi kita yang hidup di negara tropis seperti Indonesia keberadaan tumbuhan karnvora seperti kantung semar (Nepenthes) merupakan hal yang umum dijumpai, terutama di kawasan hutan hujan di Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Jawa.

Namun bagi penduduk kawasan subtropis, tumbuhan karnivora yang menjadikan hewan sebagai sumber nutrisi utamanya boleh dibilang cukup langka, apalagi tumbuhan yang sanggup memangsa hewan berukuran cukup besar.

Hal inilah yang membuat temuan satu ini menjadi cukup mengejutkan.

Baca juga: Bagaimana Kantung Semar Bisa Menjadi Pemakan Hewan?

Tim peneliti dari University of Guelph dan University of Toronto menemukan spesies tumbuhan mirip kantung semar yang sanggup mencerna salamander. Ini merupakan kali pertama diketahui tumbuhan jenis ini memangsa hewan vertebrata berukuran cukup besar.

"Temuan ini tidak diperkirakan sebelumnya dan merupakan kasus menarik bagi tumbuhan yang memangsa vertebrata di halaman belakang kita, Algonquin Park," ujar Alex Smith, peneliti dari University of Guelph, dilansir dari Phys.org.

Selama ini tumbuhan dari spesies Sarracenia purpurea ini diketahui dapat mengonsumsi hewan kecil, seperti serangga dan laba-laba, yang jatuh pada daunnya yang berbentuk mirip lonceng. Hewan tersebut akan terjebak dalam genangan air hingga akhirnya membusuk dan dicerna oleh tumbuhan menggunakan enzim khusus.

Fenomena ini pertama kali dilaporkan pada musim panas tahun 2017, di mana salah satu mahasiswa, Teskey Baldwin, menemukan seekor salamander terjebak dalam daun tumbuhan ini.

Temuan ini menarik perhatian peneliti lain, sehingga dibentuklah tim untuk mengamati fenomena tersebut pada periode Agustus hingga September, yakni bertepatan dengan masa metamorfosis salamander, di mana salamander bermunculan dari kolam menuju daratan untuk menghabiskan masa dewasanya.

Hasilnya, ditemukan setidaknya 20 persen dari keseluruhan tanaman yang disurvei mengandung salamander pada daunnya.

"Belum diketahui secara pasti apakah fenomena ini hanya terjadi di lokasi ini. Tapi lokasi ini sudah dikenal dan dipelajari sejak lama, jadi mungkin saja selama ini belum ada yang menyadari bahwa fenomena ini sering terjadi sebelumnya," ujar Smith.

Salamander muda memiliki ukuran tubuh sepanjang 5 cm, dan dapat terjatuh ataupun tidak sengaja memasuki perangkap daun saat berburu serangga ataupun mencari perlindungan di kala hujan.

Baca juga: Sering Dijadikan Makanan, Salamander Raksasa China Terancam Punah

Jika salamander terjebak, maka kematiannya membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni sekitar 3-19 hari. Penyebab kematian terdiri dari beberapa faktor, yaitu kelaparan, kenapasan, infeksi bakteri, ataupun keracunan akibat terpapar enzim yang dihasilkan oleh tumbuhan.

Secara keseluruhan, diperkirakan sebanyak 5 persen dari salamander muda yang baru mencapai daratan dapat terbunuh oleh tumbuhan ini. Kondisi ini menjadikan tumbuhan karnivora ini sebagai pemangsa utama salamander.

Tumbuhan karnivora seperti kantung semar ataupun Venus flytrap merupakan tumbuhann yang unik. Jenis tumbuhan ini menjadikan hewan sebagai mangsa utamanya sebagai bentuk adaptasi karena tinggal di lingkungan yang miskin nutrisi, seperti rawa-rawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau