KOMPAS.com - Hidup di kota besar yang penuh polusi membuat masyarakatnya harus mencari-cari cara untuk menghirup udara segar. Salah satunya dengan meletakkan tanaman hias, seperti lidah mertua, di dalam rumah.
Namun, sebuah penelaahan terbaru yang dipublikasikan Journal of Exposure Science & Environmental Epidemiology dan selusin penelitian selama 30 tahun terakhir menemukan kenyataan yang pahit: tanaman hias dipastikan tidak efektif membersihkan udara dalam rumah.
Dilansir dari Science Alert, Jumat (8/11/2019); para peneliti menemukan bahwa untuk mencapai kualitas udara seperti membuka beberapa jendela, sebuah rumah berukuran 140 meter persegi membutuhkan sekitar 680 tanaman di dalamnya. Bila dirata-rata, ini seperti 5 tanaman per meter persegi.
Apalagi jika Anda ingin membuat udara di dalam rumah menjadi lebih bersih dari sekadar membuka jendela atau pintu, Anda butuh sekitar 100 tanaman per meter persegi.
Jumlah ini jelas tak masuk akal dan sama sekali tidak efisien.
Michael Waring dari Drexel University, seorang insinyur lingkungan yang juga menulis studi ini mengatakan, hal ini (kemampuan tanaman untuk menyaring udara) telah menjadi kesalahpahaman umum.
"Tanaman memang sangat bagus, tetapi mereka tidak cukup cepat dalam membersihkan udara dalam ruangan untuk memengaruhi kualitas udara di dalam rumah atau kantor Anda," ujarnya.
Ide bahwa tanaman bisa membersihkan udara dalam ruangan dimulai pada 1989 ketika NASA melakukan sebuah kajian akan efek tanaman hias terhadap kualitas udara di dalam ruangan tertutup.
Dalam eksperimen tersebut, sebuah tanaman diletakkan dalam ruangan berukuran kurang dari satu meter kubik yang kedap udara. Para peneliti NASA lantas melaporkan bahwa tanaman bisa membersihkan hingga 70 persen polutan di dalam ruangan itu.
Namun, sebuah ruangan kecil yang kedap udara tidak sama dengan ruangan dalam rumah kita, di mana udara pengap terus-terusan ditukar dengan udara segar dari luar.
Hal ini dibuktikan oleh para peneliti yang menelaah dengan menerjemahkan hasil 196 eksperimen serupa menjadi laju suplai udara bersih (CADR).
Untuk diketahui, CADR merupakan pengukuran standar yang digunakan untuk mempelajari dampak penjernih udara pada lingkungan dalam ruangan.
Hasilnya, hampir semua eksperimen menemukan bahwa kecepatan tanaman dalam membersihkan senyawa organik mudah menguap dari udara terlalu lambat sehingga tidak relevan.
https://sains.kompas.com/read/2019/11/08/200400723/tanaman-hias-dipastikan-tidak-efektif-bersihkan-udara-dalam-rumah