Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Selingkuh Bukan karena Pasangannya, Begini Penjelasan Sains

Kompas.com - 04/11/2019, 13:16 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Sumber Fatherly

KOMPAS.com - Kasus perselingkuhan kembali ramai dibahas di sosial media lewat kisah layangan putus yang ditulis akun Mommi Asf.

Tak lama setelah ramai, postingan tersebut kemudian dihapus oleh pengunggah. Singkat cerita, Ibu empat anak itu menceritakan kisah hidupnya yang ditinggalkan suami demi perempuan lain, atau sekarang kita kenal dengan istilah pelakor - perebut laki orang.

Fenomena perselingkuhan yang sering terjadi dalam rumah tangga rupanya dapat dijelaskan dalam kajian sains.

Seperti dijelaskan dalam artikel sebelumnya, ada beberapa alasan yang membuat seseorang memutuskan menyelingkuhi pasangan.

Mulai dari gangguan kepribadian, trauma masa kecil, pengaruh media sosial, dan kontrol diri yang buruk. Sementara itu, alasan paling umum kenapa pasangan menikah selingkuh ialah frustasi dalam pernikahan dan tidak puas dalam rumah tangganya.

Baca juga: Kisah Layangan Putus, Kenapa Orang yang Sudah Menikah Selingkuh?

Dilansir Fatherly, (23/6/2019), alasan seseorang selingkuh bukan karena pasangannya. Dalam beberapa kasus, seseorang yang diselingkuhi sangat mencintai pasangannya dan begitu juga dengan orang yang selingkuh.

Alasan rumit perselingkuhan

Menurut penelitian, orang-orang selingkuh karena alasan yang rumit. Berikut adalah beberapa alasan rumit yang dimaksud pakar:

Selingkuh bukan berarti tidak bahagia

Seseorang yang selingkuh dari pasangan sering dikaitkan dengan perasaan tidak bahagia dalam menjalani hubungan bersama pasangannya.

Namun banyak ahi berkata lain. Meninjau pengalaman klinis, para ahli menemukan bahwa orang yang berselingkuh sebenarnya sedang "melarikan diri" dari masalah lain atau mencari jati diri.

"Bagi mereka yang mencari jati diri atau menghindari masalah lewat perselingkuhan, selingkuh cenderung menjadi tanda masalah," ungkap psikoterapis Esther Perel di The Atlantic.

Diumpamakan oleh para peneliti, perselingkuhan seperti efek lampu jalan.

Di mana seorang pria mabuk mencari kuncinya yang hilang, tetapi dia mencari bukan di tempat di mana ia menjatuhkan kunci itu, melainkan di tempat yang terkena cahaya (efek lampu hijau) di jalan.

"Masalahnya adalah bahwa tidak seperti orang mabuk yang pencariannya sia-sia, kita selalu dapat menemukan masalah baru dalam pernikahan," jelasnya.

Arti dari perumpamaan ini adalah kunci yang hilang ibarat jati diri, yang dicari di tempat orang lain dengan melakukan perselingkuhan. Bukannya menemukan jati diri, kebanyakan perselingkuhan mendatangkan masalah lain.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau