KOMPAS.com - Meski Jabodetabek sudah diguyur hujan, beberapa wilayah Indonesia masih sangat panas hingga hari ini (28/10/2019).
Salah satu tantangan yang dihadapi ketika cuaca panas melanda adalah rasa kantuk dan lemas yang sulit dihindari.
Namun yang menjadi pertanyaan, kenapa kita justru merasa ngantuk dan lemas ketika cuaca sedang sangat panas?
Menurut Dr. Michele Casey dari Duke Health di Carolina Utara, alasan lemas dan ngantuk saat panas sebenarnya sederhana.
Baca juga: Hoaks Cuaca Panas Bikin Pembuluh Darah Mikro Meledak
Semua ini karena tubuh sedang bekerja keras menjaga suhu tubuh tetap normal. Tenaga yang digunakan tubuh untuk mendinginkan suhu tubuh inilah yang pada akhirnya membuat kita merasa lemas dan ngantuk.
"Ketika berada di bawah paparan sinar matahari, tubuh harus berkerja keras untuk mempertahankan suhu internal tetap normal dan konsisten," kata Casey dilansir Live Science, (14/8/2017).
Beberapa hal yang dilakukan tubuh untuk menjaga suhu tetap normal di kala cuaca panas adalah melebarkan pembuluh darah.
Proses melebarkan pembuluh darah dikenal sebagai vasodilatasi. Hal ini bertujuan untuk memungkinkan lebih banyak darah mengalir di dekat permukaan kulit.
Hal ini membuat darah yang hangat menjadi dingin dengan cara melepaskan panas saat bergerak di dekat kulit.
Peningkatan aliran darah di dekat kulit inilah yang menjelaskan kenapa kulit kita memerah di saat kepanasan.
Selain vasodilatasi, tubuh juga mengeluarkan keringat lewat kulit.
Menurut Casey, keringat dapat mendinginkan kulit ketika menguap.
Sebagai akibat dari proses pendinginan yang dilakukan tubuh, detak jantung dan laju metabolisme akan meningkat.
"Pekerjaan yang dilakukan tubuh meningkatkan denyut jantung dan laju metabolisme Anda. Pada akhirnya ini membuat Anda merasa lelah atau mengantuk," terang Casey.
Ketika diserbu cuaca panas dan banyak keringat keluar, kita akan merasa sangat dehidrasi. Casey berkata, salah satu gejala dehidrasi adalah kelelahan.