Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Dehidrasi saat Cuaca Panas, Ini 3 Hal untuk Mencegahnya

Kompas.com - 27/10/2019, 17:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Cuaca panas masih akan berlangsung di beberapa wilayah Indonesia. Beberapa hal terkait kesehatan harus diperhatikan, termasuk soal dehidrasi.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, dr Achmad Yurianto, menyebutkan bahwa masyarakat tidak boleh menganggap sepele efek dehidrasi.

Dehidrasi dapat menyebabkan banyak efek buruk terhadap tubuh manusia. Seperti mudah lelah dan mengantuk, kurang fokus, serta gangguan pada ginjal seperti gagal ginjal dan stroke.

“Kinerja ginjal jadi terganggu karena kurang air. Inilah yang jadi penyebab awal gagal ginjal. Juga pada stroke itu tidak tiba-tiba terjadi, itu terjadi karena mengalami dehidrasi. Dehidrasi berat berpengaruh pada otak dan berpotensi mengalami stroke,” kata Achmad di Gedung Kementerian Kesehatan RI, Jumat (25/10/2019).

Baca juga: Cuaca Panas Masih 9 Hari, Ini Daftar Hari Terpanas di Indonesia

Kekurangan air ataupun dehidrasi akan sangat berdampak pada kesehatan. Mengapa demikian?

Dijelaskan oleh Achmad, manusia secara fisiologis didesain pada suhu yang stabil. Dalam kondisi apapun secara sendirinya di dalam tubuh akan mempertahankan kondisi tetap pada suhu 37 derajat Celcius.

Namun, diperlukan penguapan dari tubuh manusia bagian luar yang harus didukung berbagai faktor. Salah satunya konsumsi air, agar suhu di dalam tubuh tetap 37 derajat Celcius.

“Dalam kondisi apapun fisiologi tubuh ini akan dipertahankan oleh tubuh yaitu 37 derajat di dalam (tubuh). Nah itu disebabkan faktor air, ya kita tahu 60-70 persen tubuh kita itu air. Oleh karena itu di dalam rangka menjaga suhu tubuh yang tetap manusia itu bergantung dengan mengkonsumsi air,” tuturnya.

Baca juga: Kenali Tanda Tubuh Dehidrasi

Achmad menyarankan agar setiap orang memperhatikan kebutuhan air di dalam tubuhnya setiap hari, terutama pada saat fenomena suhu yang panas seperti saat ini dengan melakukan tiga hal berikut.

Konsumsi lebih banyak air

“Menjaga suhu tubuh kita, karena manakala kita tidak memiliki cadangan air lagi dalam tubuh kita, suhu tubuh akan meningkat,” ujar dia.

Nah, kebutuhan air yang diperlukan oleh orang dewasa per hari ialah 2 hingga 2,5 liter atau minimal 2.000 cc. Anda tidak seharusnya meminum air bervolume 2.000 cc tersebut sekali minum. Anda hanya perlu aktif minum minimal 200 cc per jam agar kebutuhan itu tercapai.

“200 cc itu sedikit kok, kalian minum air mineral yang gelas itu juga sudah 200 cc lebih. Juga kebutuhan air itu bukan hanya air mineral atau air putih maksudnya. Dengan kalian makan sayur asem, kuah bakso, air di es buah, es campur, itu juga bisa termasuk konsumsi air. Pokoknya apapun jenisnya yang penting air,” kata dia.

Penguapan tidak hanya besar di tempat yang panas, tapi tempat yang kering. Meski ada di tempat ber-AC, Anda butuh konsumsi air untuk menghindari dehidrasi.

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Hindari radiasi matahari

Sebisa mungkin Anda harus menghindari radiasi dari paparan matahari secara langsung. Jika tidak ada hal yang benar-benar mengharuskan Anda secara langsung terkena sengatan terik matahari secara, sebaiknya hindari berada di luar ruangan pada jam siang saat matahari sedang terik.

“Batasi paparan (matahari) langsung di luar, jangan terlalu lama. Karena semakin terkena matahari secara langsung, selain kulit kering, dehidrasi lebih cepat terjadi. Kebutuhan air juga akan bertambah, dan harus terpenuhi,” ucap dia.

Baca juga: Beginilah Cara Tabir Surya Melindungi Kulit Anda

Namun, jika memang tidak memungkinkan untuk tidak menghindari beraktivitas di luar ruangan, sebaiknya Anda menggunakan alat pelindung seperti payung atau pakaian yang panjang dan longgar.

Hantarkan konduksi (penguapan)

Untuk melakukan penguapan, kata Achmad, penting diingat bahwa itu terjadi dari dalam tubuh dan dikeluarkan atau diuapkan ke luar dari tubuh agar dapat menstabil kondisi suhu tubuh yang seharusnya.

Nah pada kondisi ini, tidak disarankan untuk mengenakan pakaian yang justru menghalangi proses penguapan yang terjadi lebih intens saat cuaca panas.

“Makanya pakailah pakaian yang longgar, menyerap keringat dan tidak panas agar bisa melakukan penguapan tubuh dengan baik,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau