KOMPAS.com – Gurita (Octopus) disebut-sebut sebagai salah satu invertebrata paling pintar di Bumi. Gurita bisa menyamar dan membaur dengan lingkungan sekitarnya, berubah warna, serta menyemburkan tinta hitam untuk mengaburkan pandangan pemangsanya.
Gurita memiliki beberapa jenis dan ukuran tergantung habitatnya. Jennifer Mather selaku pakar invertebrata dari University of Lethbridge, Kanada, mengatakan ada sekitar 100 spesies gurita yang masuk dalam genus Octopus. Ditambah sekitar 150 spesies lainnya dalam genus lain.
Baca juga: Sempat Dikira Jantan, Gurita Ini Diam-diam Melahirkan 10.000 Anak
Hewan laut tersebut juga memiliki masa hidup yang cukup pendek. Rata-rata gurita hanya memiliki masa hidup selama beberapa tahun, kadang hanya enam bulan. Mereka menghabiskan masa muda seorang diri, mencari makanan dan bertumbuh besar hingga akhirnya matang secara seksual.
“Saat mereka matang secara seksual, metabolisme otot mereka juga digunakan untuk membuat sel telur atau sperma. Baru mulailah masa kawin,” tutur Jennifer seperti dikutip dari Live Science, Jumat (25/10/2019).
Bagaimana gurita jantan dan betina menemukan satu sama lain di samudera yang luas? Hal itu masih menjadi misteri. Gurita jantan diketahui lebih aktif mencari betina. Oleh karena mereka merupakan hewan soliter, gurita tidak pemilih dalam menentukan pasangan.
“Betina biasanya tidak menolak (ajakan) jantan,” tutur Jennifer.
Baca juga: Tim Ilmuwan Internasional Sebut Gurita Mungkin adalah Alien
Salah satu spesies gurita jantan, Octopus Vulgaris, biasa menunjukkan besar dan banyaknya tentakel mereka jika bertemu gurita betina. Spesies ini juga biasanya melebarkan diri sehingga terlihat lebih besar, serta berubah warna menjadi lebih gelap atau pudar.
Sementara itu spesies betina O.Cynaea memiliki tubuh yang lebih besar dibanding gurita jantan. Gurita betina akan diam begitu gurita jantan mendekat, dan berubah warna menjadi lebih pudar.
Ukuran gurita betina selalu lebih besar. Selain itu, gurita betina juga kanibal. Bayangkan jika Anda menjadi seekor betina jantan.
Untuk menjaga jarak agar tidak dimangsa, gurita jantan biasanya kawin dari jarak yang cukup jauh. Mereka biasanya mendekat dari belakang gurita betina.
“Pada gurita jantan, salah satu tentakelnya juga berfungsi sebagai penis. Tentakel itu disebut hectocotylus, yang berfungsi untuk mengalirkan sperma dari kepala gurita menuju ujung tentakel,” tutur Jennifer.
Baca juga: Jarang Muncul, Pergerakan Langka Gurita Dumbo Terekam Kamera
Proses kawin dimulai dari gurita jantan yang memasukkan hectocotylus ke ke tubuh gurita betina. Jangan salah, gurita betina tidak memiliki vagina. Hanya ada satu lubang di bagian kepala gurita yang berfungsi sebagai hidung dan tempat pembuangan kotoran. Pada lubang yang disebut “nostril” itulah, hectocotylus dimasukkan.
Usai pembuahan, gurita jantan dan betina sama-sama akan mengalami proses seperti dementia. Gurita jantan akan merasa kesepian, tidak mau makan, hingga kemudian mati karena lemas beberapa bulan kemudian.
Baca juga: Puluhan Gurita Dasar Laut Jalan-jalan ke Pantai, Ada Apa?
Sementara itu, gurita betina akan mengerami telur-telurnya sampai menetas kemudian mati tidak lama kemudian.
Karena proses menemukan pasangan yang cukup lama dan proses kawin yang berisiko itulah, seekor gurita betina bisa menetaskan sampai 56.000 telur dalam satu kali pembuahan dalam hidupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.