Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/10/2019, 09:22 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Nadiem Makarim disebut oleh Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Laksana Tri Handoko sebagai contoh sosok yang lahir berkat adanya ekosistem iptek.

Handoko meyakini, orang-orang yang lahir dari ekosistem iptek dapat mewujudkan pembangunan sumber daya manusia unggul yang menjadi satu dari lima sasaran pemerintahan Presiden Joko WIdodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin untuk periode 2019-2024 mendatang.

"Konsep sumber daya manusia unggul adalah sosok pion yang memberi dampak ekonomi yang besar. Hal itu tidak mungkin tercapai tanpa adanya ekosistem iptek yang kondusif," kata Handoko di Jakarta, Senin (21/10/2019).

Ekosistem iptek yang dimaksudkan oleh Handoko adalah platform yang membuat orang berkumpul secara alami, bukan karena otoritas tapi dari fungsi dan layanan yang diberikan.

Baca juga: Jokowi: Dengan Kemajuan IPTEK, Semua Hal Menjadi Sangat Mungkin

"Platform ini harus terbuka bagi semua pihak, menciptakan interaksi yang alami, dan memungkinkan siapa saja bisa menjadi inovator," tuturnya.

LIPI juga saat ini tengah mengupayakan penciptaan platform tersebut, dengan melakukan berbagai hal diantaranya melalui investasi besar-besaran pada infrastruktur riset, membuka fasilitas agar publik bisa berkolaborasi dalam kegiatan penelitian, perekrutan diaspora, program master dan doktoral by reseacrh, serta debirokratisasi.

"Lembaga riset idealnya harus berfungsi sebagai hub untuk memfasilitasi mitra juga merangsang munculnya technopreneur dan innopreneur yang terlibat dalam proses penelitian," ujarnya.

Oleh karena itu, dalam upaya mencapai tujuan tersebut, LIPI membuka peluang industri dan swasta untuk menggunakan fasilitas LIPI baik berupa peralatan, laboratorium, maupun sumber daya manusia iptek.

“Kami juga memfasilitasi akademisi untuk berkolaborasi lewat fasilitasi perusahaan rintisan dan magang penelitian untuk mahasiswa,” kata dia.

Fakta SDM Indonesia

Sekretaris Utama LIPI, Nur Tri Aries Suestiningtyas mengungkapkan, salah satu persoalan pokok sumber daya manusia iptek Indonesia adalah hanya 14,08 persen yang berkualifikasi S3.

Dari sisi produktivitas jumlah publikasi internasional Indonesia sebanyak 72.146. Meskipun mengalami peningkatan, namun posisi masih ada di peringkat 52 dari 230 negara.

Nur juga mengungkapkan, dari 9.362 paten yang didaftarkan secara global hanya 2.272 atau 24 persen berasal dari peneliti Indonesia.

"Kondisi ini menunjukkan sistem inovasi di Indonesia perlu terus didorong dan ditingkatkan agar tumbuh ekosistem riset disamping alokasi pendanaan dan sistem insentif yang memadai bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia iptek," kata Nur.

Selain mengelola mengelola 1.400 sumber daya manusia peneliti dari 3.985 pegawainya, LIPI juga bertanggung jawab melakukan pembinaan dan pelatihan sumber daya peneliti nasional sebanyak 8.709 orang yang berasal dari 45 kementerian dan lembaga.

"Untuk menginisiasi pembinaan sumber daya manusia peneliti secara komprehensif, reformasi kelembagaan LIPI telah dilakukan pada awal tahun 2019," ujar Nur.

Nur menjelaskan, reorganisasi LIPI tahap pertama telah mengurangi 132 jabatan struktural, yang menjadikan LIPI menjadi lembaga riset yang ramping, miskin struktur, namun kaya fungsi.

"Namun hal ini diidentifikasi akan memiliki potensi masalah sendiri, jika tidak diimbangi sistem karir untuk mendapatkan peneliti yang memiliki talenta sebagai kader pemimpin litbang," ucap dia.

Baca juga: Pidato Jokowi Benar, Pembangunan SDM Dimulai dari Kesehatan Ibu Hamil

Bahkan saat ini, kata Nur, pemerintah di bawah koordinasi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah menyusun desain dan kebijakan Manajemen Talenta Nasional yang di dalamnya melibatkan unsur kementerian dan lembaga lainnya seperti Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Lembaga Administrasi Negara, serta Komite Aparatur Sipil Negara .

"Masing-masing kementerian dan lembaga diarahkan untuk mulai menyusun manajemen talenta tempatnya masing-masing," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau