Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabut Asap Terekstrem di Palembang, Kapan Hujan Mengguyur Wilayah Itu?

Kompas.com - 15/10/2019, 17:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Kemarin Senin (14/10/2019) merupakan bencana kabut asap terekstrem yang pernah melanda kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).

Selama waktu subuh hingga menjelang siang, seluruh sudut kota di Palembang tertutup kabut asap. Bahkan, jembatan Ampera ikut "menghilang" lantaran jarak pandang yang berkurang.

Sudah lebih dari sebulan memang kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menyelimuti seluruh wilayah Sumatera Selatan.

Biasanya, kondisi kabut asap dirasakan dari malam hingga pagi hari. Menjelang siang sampai sore, kabut asap akan mulai menipis.

Namun hal ini tidak terjadi pada Senin (14/10/2019). Kabut asap justru sangat parah, hingga disebut BMKG stasiun Meteorologi SMB II sebagai kabut asap terekstrem sepanjang kemarau.

Baca juga: Fakta Kabut Asap Terekstrem di Palembang: 500 Sekolah Diliburkan, Angin Dituding Jadi Penyebab

Diberitakan Kompas.com, Selasa (15/10/2019), kabut asap ekstrem itu diduga disebabkan oleh angin yang bergerak dari arah Timur ke Tenggara dengan kecepatan 5-20 knot (9-37 km/jam). Hal ini meningkatkan potensi masuknya asap akibat karhutla ke wilayah kota Palembang.

Data LAPAN mencatat, total ada 260 titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen.

Titik panas terbanyak berada di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dengan jumlah 139 titik panas dan Kabupaten Banyuasin sebanyak 67 titik panas.

Prediksi hujan

Namun, kapan hujan mengguyur wilayah ini dan apakah dapat berkontribusi mengatasi kabut asap?

Menjawab pertanyaan ini, Kompas.com menghubungi Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca, Miming Saepudin.

Dari hasil pemantauan BMKG, Mimin mengatakan, hujan diprakirakan mengguyur wilayah Sumatera Selatan, khususnya Palembang, pada November Dasarian I.

"Sehingga saat ini kalaupun terjadi hujan di beberapa tempat Sumatera Selatan, itu sifatnya masih lokal dan belum merata," ujar Miming kepada Kompas.com, Selasa (15/10/2019).

Miming melanjutkan, meski kondisi hujan bersifat lokal dan belum merata, tapi ada harapan untuk mengurangi dampak kabut asap yang ditimbulkan dari karhutla di wilayah Sumatera Selatan.

"Kondisi cuaca masih dapat kita harapkan untuk dapat mengurangi kabut asap, dampak karhutla," imbuh dia.

Berdasarkan peta prakiraan hujan dasarian, untuk periode dasarian II dan III di wilayah Sumatera Selatan, curah hujan umumnya masih dalam kategori rendah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com