Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LIPI Kembangkan Produk Pangan Fungsional, Cegah Stunting dan Obesitas

Kompas.com - 11/10/2019, 20:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus stunting di Indonesia terus menjadi perhatian berbagai pihak, baik kesehatan dan para peneliti pangan termasuk Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Meski angka prevalensi kasus stunting di Indonesia sudah mulai menurun, tetapi masih belum memenuhi standar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Di lain sisi, permasalahan obesitas juga perlu mendapat perhatian karena angkanya termasuk tinggi di Indonesia.

Baca juga: Hari Anak Nasional: Perjuangan Posyandu Bak Garda Depan Atasi Stunting

Nah, dalam upaya ikut berkontribusi mencegah kasus stunting dan obesitas, para peneliti dari Pusat Penelitian Kimia LIPI telah mengembangkan produk pangan fungsional dari bahan rumput laut dan teh.

Mengapa hal itu diperlukan? Terjadinya stunting dan obesitas dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak, padahal anak diharapkan menjadi elemen penting sebagai sumber daya manusia unggul yang mendukung pembangunan Indonesia.

Dalam produk pangan fungsional tersebut, perhatian besar para peneliti yaitu untuk memenuhi gizi pada anak.

Rumput laut untuk stunting

 

Pelaksana Tugas Kepala Pusat Penelitian Kimia LIPI, Raden Arthur Ario Lelono dalam kegiatan media visit yang menampilkan olahan pangan dari rumput laut dan teh di Tangerang Selatan Serpong, mengatakan bahwa masih tingginya prevalensi stunting di Indonesia bukan perkara mudah untuk diselesaikan.

Perlu upaya perbaikan yang bertujuan untuk mencegah dan mengurangi gangguan secara langsung (intervensi gizi spesifik) serta upaya untuk mencegah dan mengurangi gangguan secara tidak langsung.

Baca juga: Pernah Alami Stunting Saat Kecil, Bisakah Tambah Tinggi Ketika Dewasa?

Salah satu cara untuk mencegah stunting adalah dengan memperbaiki sistem imun atau kekebalan tubuh dalam tubuh anak.

Caranya adalah dengan mengkonsumsi pangan fungsional yang dapat meningkatkan sistem imun tubuh.

"Panganan fungsional tersebut beragam dan mengandung berbagai vitamin dan mineral. Potensi pangan di Indonesia sangat kaya dan melimpah, bisa berasal dari pertanian, perkebunan, peternakan, dan kelautan," jelas Arthur.

Ilustrasi makanan mengandung zink. Ilustrasi makanan mengandung zink.

Salah satu bahan pangan yang berfungsi sebagai senyawa alami untuk meningkatkan kekebalan tubuh adalah Caulerpa lentillifera atau rumput laut hijau.

Pangan ini dapat dimakan sebagai lalapan serta sudah dibudidayakan di Indonesia, yakni di Takalar, Sulawesi Selatan.

"Kami mengembangkan rumput laut ini menjadi produk biskuit yang berfungsi sebagai penguat sistem imun bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Farmasi dan Kementerian Kelautan dan Perikanan," jelas Arthur.

Baca juga: Tak Hanya Gizi, Asap Kebakaran Hutan Juga Sebabkan Stunting

Asupan gizi yang optimal juga dapat dilakukan untuk pencegahan stunting. Salah satu nutrisi yang penting adalah asam folat yang merupakan vitamin penting untuk tumbuh kembang bayi semasa dalam kandungan dan anak-anak.

"LIPI melakukan formulasi dan identifikasi asam folat dari campuran nikstamal jagung, bayam dan brokoli terfermentasi, dan tempe kedelai dan kacang hijau," katanya.

Arthur menjelaskan, formulasi tersebut diaplikasikan pada pembuatan pangan fungsional berupa biskuit, bubur dan sup bayi dengan variasi jenis dan konsentrasi fortifikan yang berbeda dalam formulasi produk makanan pendamping ASI.

Teh untuk obesitas

Kekayaan alam Indonesia lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi adalah teh.

"Teh sangat baik untuk diet, selain itu berfungsi sebagai antioksidan, penurun kolesterol, peningkat metabolisme tubuh, menjaga kesehatan tulang, dan pencegah diabetes," tutur Arthur.

Saat ini LIPI mengembangkan produk klon unggul teh seri Gambung.

"Teh ini berpolifenol tinggi cocok digunakan sebagai bahan baku minuman fungsional untuk menurunkan risiko obesitas," ujarnya.

Ilustrasi teh hitamSasaJo Ilustrasi teh hitam

Agar nikmat dikonsumsi, dilakukan proses fortifikasi dengan rasa lebih baik dan bisa dikonsumsi rutin layaknya teh pada umumnya.

"Daun salam ditambahkan sebagai salah satu pengawet alami serta kayu manis untuk meningkatkan ketertarikan atau diterima rasanya oleh konsumen," ucap dia.

Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Teh Celup ala Sariwangi

LIPI juga mengembangkan minuman formulasi sayuran dan buah pisang yang difermentasi sebagai penurun kolesterol dan penunjang kesehatan dalam bentuk kombucha.

"Produk minuman ini sangat potensial dikembangkan di Indonesia karena bahan bakunya mudah didapat, yakni katuk dan aneka jenis pisang. Target kami produk-produk pangan fungsional ini bisa masuk ke skala industri," tutur Arthur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com