Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Arteria Dahlan vs Emil Salim di Mata Najwa, Ini Tanggapan Para Psikolog

Kompas.com - 11/10/2019, 11:57 WIB
Sri Anindiati Nursastri,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Psikolog asal Solo ini lanjut menjelaskan bahwa Emil Salim tidak hanya dianggap sebagai yang sepuh, tetapi sebagai mantan menteri kabinet terdahulu, Emil adalah senior Asteria di dunia politik; sehingga Asteria dengan pendidikan dan jam terbangnya berinteraksi dengan banyak orang berbeda seharusnya bisa mengontrol emosi dan menata kata-katanya.

Situasi ini, dinilai Hening, berdampak negatif terhadap Asteria. Pasalnya, kontras dengan sikap Emil yang terlihat tetap bisa mengontrol diri, tak terpancing emosi, dan bernada stabil; Asteria terlihat emosional dan meledak-ledak.

"Yang tidak beradab adalah saudara Asteria karena bersikap kurang ajar terhadap orang tua. Biarpun saat dialog ada ketidakcocokan, sebaiknya dengarkan terlebih dahulu sampai beliau (Emil Salim) selesai bicara. Setelah itu, barulah saudara Asteria mengungkapkan pendapat dan pikirannya," ujar Hening.

Adab di sini, imbuh Hening, adalah tata krama bersikap, berbicara dan berperilaku kepada lingkungan di dalam keluarga serta di luar keluarga. Ini termasuk cara bersikap, berperilaku dan menyampaikan pendapat dengan sopan dan santun kepada yang muda, sebaya maupun yang sepuh.

Baca juga: John de Rantau Kritik Pakaian Shandy Aulia, Dua Pakar Berkomentar

Setelah Kejadian Ini

Melalui kejadian ini, Endang berharap agar Arteria Dahlan dan para politisi muda Indonesia lainnya yang sedang duduk di kursi DPR dapat belajar untuk bersikap lebih bijaksana dalam menghadapi perbedaan pendapat di ruang publik.

Dia juga menyarankan kepada Arteria untuk menemui Emil Salim dan meminta maaf atas sikapnya, yang ternyata juga melukai perasaan publik.

"Untuk pak Emil Salim, yang kebetulan saya sempat bertemu beliau kemarin, hormat dan kekaguman saya semakin bertambah tinggi. Menyikapi sikap Arteria Dahlan, pak Emil Salim menyatakan, 'Perdebatan karena adanya perbedaan pendapat, dalam sebuah diskusi adalah hal yang biasa. Setelah selesai, ya sudah. Saya selalu menghargai pendapat orang lain, yang mungkin tidak sesuai dengan pendapat saya. Untuk saya, yang lebih penting adalah solusinya bagi kepentingan bangsa'," ujar Endang.

"Rasanya kita harus banyak belajar dari pandangan bijaksana pak Emil Salim, seorang 'Guru Bangsa' dalam arti sebenarnya," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau