KOMPAS.com - Para peneliti sedang melakukan simulasi rumit untuk menjelaskan hubungan antara lubang hitam dan lingkungan di sekitarnya, termasuk galaksi.
Simulasi ini muncul setelah para astronom berpikir setiap galaksi memiliki wilayah sangat padat sebagai pusatnya, yang disebut lubang hitam supermasif.
Banyak dari lubang hitam, yang disebut nukleus galaksi aktif (AGN) memuntahkan pancaran radiasi.
Namun, masih ada banyak pertanyaan terkait hubungan antara AGN dengan galaksi yang mengelilinginya. Misalnya, apakah pertumbuhan lubang hitam sesuai dengan tingkat pembentukan bintang atau sesuai dengan massa galaksi?
Nah, simulasi komputer yang dibikin ahli inilah yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan rumit tersebut.
Baca juga: Fenomena Langka, 3 Lubang Hitam Monster Akan Bertabrakan
Hasil simulasi menunjukkan, ada hubungan erat - atau mengikuti istilah para peneliti, hubungan intim - antara lubang hitam dan galaksi di sekitarnya.
"Mereka tampaknya saling mengontrol dan mengatur," kata profesor bidang fisika dan astrofisika di Universitas Yale, Priyambada Natarajan, dilansir Gizmodo, Jumat (4/10/2019).
Kesimpulan tersebut berdasarkan simulasi komputer rumit yang disebut ROMULUS25 dan ROMULUSC, yang memodelkan perilaku galaksi dari Big Bang hingga saat ini.
Simulasi yang dilakukan meliputi lubang hitam di pusat gas galaksi serta bintang-bintang yang terbentuk dari gas.
Hasilnya, lubang hitam dan inang galaksi yang ada tumbuh bersama, dan itu menjadi laju pembentukan bintang secara langsung juga berkaitan dengan laju di mana lubang hitam makan.
Kata Natarajan, temuan ini menggambarkan semacam tarian antara lubang hitam dan galaksi yang disekitarnya, di mana kecepatan "makan" lubang hitam dan tingkat bintang-bintang terbentuk saling terkait satu sama lain.
Natarajan mengaku sangat senang akan hasil simulasi ini. Pasalnya, hal ini memberi lebih banyak konteks dan korelasi dnegan data observasi nyata yang telah ditemukan sebelumnya.
Dalam makalah yang diterbitkan di Monthly Notices of the Royal Astronomical Society, tertulis studi ini cukup mengejutkan karena massa galaksi dan lingkungan keseluruhan lubang hitam tidak benar-benar memengaruhi lubang hitam.
Sedangkan peneliti di Pusat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Fisik, Kastytis Zubovas, yang tidak terlibat dalam penelitian mengatakan, hasil dalam makalah tersebut merupakan investigasi yang sangat menyeluruh tentang bagaimana galaksi berevolusi bersama dengan lubang hitam supermasif sebagai pusatnya.
Tapi tentu saja, ini baru permulaan dan simulasi, kita masih membutuhkan konsesi.
Zubovas menunjukkan bahwa hasil utama dari simulasi tersebut yaitu termasuk rata-rata lebih dari 300 juta tahun, yang berarti bahwa proses jangan pendek serta proses skala kecil, mungkin hilang dari gambar di komputer.
Berikut video tentang studi tersebut:
Baca juga: Kanibalisme Galaksi Andromeda Terkuak, Target Berikutnya Bima Sakti
Para ilmuwan berharap dapat melakukan simulasi lebih lanjut yang mengeksplorasi kekhasan hubungan ini.
Sebab simulasi komputer dari galaksi tersebut dianggap tidak terasa menjadi yang paling dramatis dari sains, tetapi itu merupakan cara penting bagi manusia untuk memahami proses ang yang terjadi.
Terutama pada rentang waktu yang jauh lebih lama daripada rentang hidup manusia di muka bumi.
Serta, hal ini juga dianggap menjadi perhitungan penting untuk memahami alam semesta dan cara struktur terbentuk dan berevolusi di dalamnya.
Dari karakteristik yang terkenal akan keganasan, ternyata simulasi ini membuktikan bahwa lubang hitam lebih dari sekadar penyedot serpihan semesta di pusatnya, tetapi ternyata penting untuk pengembangan bintang itu sendiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.