KOMPAS.com - Para ilmuwan baru saja mengungkapkan bahwa galaksi Bima Sakti memiliki sebuah "lubang peluru". Temuan ini pertama kali diungkapkan dalam konferensi American Physical Society pada April lalu di Denver, AS.
Menurut Ana Bonaca, peneliti dari Pusat Astrofisika Harvard Smithsonian, lubang peluru itu berada di aliran bintang terpanjang di Bima Sakti yaitu GD-1.
Sebagai informasi, aliran bintang adalah garis-garis bintang yang bergerak bersama melintasi galaksi. Aliran ini sering kali berasal dari gumpalan bintang lebih kecil yang bertabrakan.
Sederhananya, bintang-bintang di GD-1 adalah sisa-sisa "gugusan bola" yang jatuh ke Bima Sakti sejak lama dan kemudian terbentang dalam garis panjang di langit kita.
Baca juga: Misteri Bobot Galaksi Bima Sakti Akhirnya Terpecahkan
Dalam kondisi normal, aliran bintang ini seharusnya hanya ada satu garis yang terbentang oleh gravitasi galaksi kita.
Namun, Bonaca menemukan bahwa GD-1 memiliki dua celah. Anehnya, kedua celah itu memiliki tepi dengan bentuk tak beraturan seolah-olah ada sesuatu yang besar jatuh melalui aliran bintang itu.
Bonaca menyebut, GD-1 tampak dihantam peluru tak terlihat.
"Kami tidak dapat memetakan (peluru) pada obyek bercahaya apa pun yang telah kami amati," kata Bonaca dikutip dari Live Science, Rabu (15/05/2019).
"(Peluru) ini jauh lebih masih daripada bintang... Sesuatu yang memiliki massa jutaan kali matahari. Jadi tidak ada bintang yang menyamai massa itu. Kita bisa mengesampingkan itu. Dan jika ini adalah lubang hitam, itu akan menjadi supermasif seperti yang kita temukan di pusat galaksi kita," sambungnya.
Dia menegaskan, bahwa bukan tidak mungkin ada lubang hitam supermasif lain di galaksi Bima Sakti. Meski begitu, belum ada tanda-tanda seperti suar dan radiasi yang terlihat.
Materi Gelap Raksasa
Merangkum dari Futurism, Rabu (15/05/2019), karena tidak ada bukti dari lubang hitam tersebut, Bonaca menduga ada bola materi gelap yang menabrak bintang-bintang.
Meseki begitu, dia tidak mengesampingkan adanya kemungkinan lain.
"Bisa jadi itu adalah benda bercahaya yang pergi ke suatu tempat dan bersembunyi di suatu tempat lain di galaksi," ujar Bonaca.
Hingga kini, para peneliti tidak tahu apa yang menabrak aliran bintang itu. Tapi temuan lubang di galaksi Bima Sakti merupakan sesuatu yang sangat baru.
Bonaca sendiri menarik kesimpulan adanya lubang setelah mengamati data dari misi Gaia, sebuah program Badan Antariksa Eropa (ESA) untuk memetakan miliaran bintang di galaksi kita.
Sejauh ini, temuan Bonaca ini masih begitu baru hingga belum dipublikasikan dalam jurnal peer-review. Tapi, sudah banyak peneliti lain yang tertarik dengan temuan Bonaca.
Baca juga: Para Peneliti Revisi Waktu Tabrakan Bima Sakti dan Andromeda
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.