Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Menarik Ubur-ubur, Hewan Purba hingga Pernah ke Luar Angkasa

Kompas.com - 06/10/2019, 17:06 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

Sumber Mnn.com

KOMPAS.com - Ubur-ubur memang menjadi salah satu biota laut yang paling cantik, sekaligus misterius. Tahukah Anda, ubur-ubur telah hidup di bumi ratusan juta tahun sebelum dinosaurus.

Berikut penjelasan lebih lengkapnya, juga aneka fakta menarik lainnya tentang ubur-ubur yang dikutip dari Mother Nature Network.

Hewan purba

Ubur-ubur tidak memiliki tulang, sehingga fosilnya sulit didapatkan oleh para peneliti. Namun demikian, para ilmuwan memiliki bukti bahwa makhluk ini terombang-ambing di Samudera dunia selama setidaknya 500 juta tahun.

Baca juga: Serba Serbi Hewan, Apakah Ubur-ubur Memiliki Mata untuk Melihat?

Bahkan, kemungkinan garis keturunan ubur-ubur tersebut lebih dari 700 tahun sebelumnya, dan itu kira-kira tiga kali usia dinosaurus yang pertama. Artinya, ubur-ubur telah ada ratusan juta tahun sebelum dinosaurus.

Dapat bertahan dengan pH air laut yang berubah

Dari laporan terbaru UN Intergovernmental Panel on Climate Change, menyatakan bahwa hewan yang satu ini tidak seperti kebanyakan biota laut lainnya.

Ubur-ubur tetap berkembang pesat di lautan yang ekosistemnya terganggu oleh gelombang panas laut, peningkatan kadar asam laut, penangkapan ikan berlebih, dan berbagai ulah manusia lainnya.

Uniknya bagi ubur-ubur, aktivitas manusia telah membuat mereka merasa lebih betah. Sementara karang, tiram dan organisme laut apapun yang akan rentan terpengaruh bahkan mati karena kadar lautan yang semakin asam. Meski, hal ini bukan berarti ubur-ubur tersebut kebal.

Ubur-ubur yang telah mati ternyata masih bisa mengeluarkan sengatan dari tentakelnya.Twitter: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), @lipiindonesia Ubur-ubur yang telah mati ternyata masih bisa mengeluarkan sengatan dari tentakelnya.

Ubur-ubur bukan ikan

Jelas sekali dari perawakan yang terlihat dari ubur-ubur, ia bukanlah spesies ikan. Ubur-ubur termasuk jenis zooplankton agar-agar atau invertebrata dari filum Cnidaria. Secara taksonomi, ubur-ubur memiliki varietas yang sangat beragam.

98 Persen berupa air, tanpa otak dan hati

Telah dikatakan sebelumnya bahwa ubur-ubur dianggap lebih baik dalam bertahan terhadap pengaruh perubahan yang terjadi di lautan. Nah, mungkin Anda pernah melihat pergerakan atau cara ubur-ubur berenang di dalam air?

Ubur-ubur cenderung mudah berbaur dengan lingkungannya dan mengikuti gelombang lembut dari arus lautan. Hal itu dikarenakan tubuhnya terdiri dari 98 persen air.

Baca juga: Kisah Ubur-ubur Abadi yang Bisa Mencurangi Kematian

Ketika Anda mencoba mengeluarkan ubur-ubur dari air dan menaruhnya di daratan, maka dalam beberapa jam ubur-ubur itu menghilang setelah tubuh mereka menguap ke udara.

Mereka memiliki system saraf yang belum sempurna. Jaringan saraf longgar yang terletak di epidermis yang disebut dengan jaringan saraf, tetapi tidak ada otak dan hati. Serta, struktur tubuh mereka sangat tipis sehingga mereka dapat dioksigenasi hanya dengan difusi.

Beberapa jenis ubur-ubur memiliki mata

Beberapa spesies ubur-ubur memiliki penglihatan yang sangat kompleks. Seperti jenis ubur-ubur kotak yang memiliki 24 mata, dua di antaranya mampu melihat warna.

Bahkan juga dipercaya ada ubur-ubur dengan sensor visual yang rumit, hingga dapat melihat dengan pandangan 360 derajat penuh terhadap lingkungan disekitarnya.

Beberapa jenis mungkin abadi

Setidaknya satu spesies unik ubur-ubur yaitu Turritopsis nutricula mungkin tidak pernah benar-benar mati. Ketika terancam, spesies ini mampu menjalani "transdifferensiasi seluler" yaitu suatu proses di mana sel-sel organisme pada tubuhnya menjadi baru kembali.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber Mnn.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com