Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ubur-ubur Abadi yang Bisa Mencurangi Kematian

Kompas.com - 13/06/2019, 20:30 WIB
Shierine Wangsa Wibawa,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ubur-ubur adalah makhluk yang tidak biasa biasa. Mereka tidak punya otak, tidak punya jantung dan makan melalui anusnya; tetapi bisa bertahan hidup sejak sebelum dinosaurus ada.
 
Namun di antara semua jenis ubur-ubur, ada satu yang paling spesial, yaitu Turritopsis dohrnii yang disebut ubur-ubur abadi.
 
Apa yang dimaksud abadi di sini bukan berarti T dohrnii tidak akan pernah mati. Ketika mereka dimakan oleh makhluk yang lebih besar, misalnya; T dohrnii akan mati. 
 
Namun jika T dohrnii hanya terluka berat, atau kelaparan, atau mengalami tekanan lingkungan lainnya; mereka bisa mencurangi kematian dengan proses transdiferensiasi, proses yang juga digunakan oleh para peneliti untuk mengubah sel punca menjadi sel manusia lainnya. 
 
Melalui proses ini, T dohrnii dewasa bisa kembali menempel ke permukaan yang kokoh dan mengubah dirinya menjadi gumpalam kecil. Tiga hari kemudian, gumpalan ini berubah lagi menjadi polyp yang merupakan fase awal kehidupan T dohrnii sebelum mereka aktif secara seksual. 
 
 
Polyp baru ini secara genetik sama persis dengan T dohrnii yang asli hanya saja dengan tampilan yang berbeda. Ia kemudian bergabung sebagai koloni polyp yang menempel pada batu.
 
Ini artinya, T dohrnii tidak mati, meskipun ia juga tidak hidup dengan tubuh yang sama. Dr Karl Kruszelnicki, komunikator sains Australia, menjelaskan dalam artikel ABC, 1 Agustus 2016, bahwa apa yang dialami makhluk ini seperti kupu-kupu yang menghindari kematian dengan menjadi kepompong lagi, atau ayam dewasa yang kembali menjadi telur.
 
“Secara teknis ini lebih cocok disebut 'regenerasi', tetapi inilah pengetahuan kita yang paling dekat dengan keabadian. Jika kita bisa mempelajari bagaimana T dohrnii melakukannya, kita bisa mengaplikasikannya ke ilmu medis untuk manusia," tulisnya.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com