Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Rifat Umar, Apa Sebenarnya Alasan Orang Menggunakan Ganja?

Kompas.com - 04/10/2019, 19:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ditangkapnya artis Rifat Umar (26) menambah daftar panjang figur publik yang tertangkap polisi menggunakan narkoba. Ganja adalah salah satu jenis narkoba yang paling sering dikonsumsi masyarakat dunia, termasuk Indonesia.

Pertanyaannya adalah: mengapa?

Peneliti di Institute of Mental Health Addiction and Neuroscience Jakarta, dr Hari Nugroho, MSc, menjelaskan alasan banyak orang mengonsumsi ganja.

"Alasan orang pakai ganja itu umumnya karena murah, juga ada rasa to feel good dan to feel better," kata dr Hari kepada Kompas.com, Jumat (4/10/2019).

Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Ganja, dari Obat Anestesi sampai Simbol Budaya Hippie

Diakui dr Hari bahwa di antara jenis obat-obatan terlarang, jenis ganja menjadi yang terendah harga belinya. 

Maksud dari to feel good yang dikatakan oleh dr Hari yaitu kondisi di mana seseorang terdorong untuk memakai atau mengkonsumsi ganja karena beberapa faktor. Misalnya, ingin bersenang-senang atau penasaran.

Terutama saat berkumpul bersama teman-teman yang juga memakai ganja, ikut memakai ganja menjadi pilihan agar seseorang bisa diterima oleh lingkungan di mana dia berada.

"Terutama ini sangat rentan bagi remaja yang usia dan pola berpikirnya masih labil, juga suka ikut-ikutan teman saja," ujarnya.

Ilustrasi ganja.Thinkstockphotos Ilustrasi ganja.

Sementara, maksud dari makna to feel better yang disampaikan dr Hari yaitu suatu kondisi di mana seseorang terdorong untuk menghadapi persoalan fisik dan psikis pribadi.

Pada persoalan psikis, seseorang yang rentan terpacu ialah orang yang sering mengalami kecemasan atau kekhawatiran berlebih terhadap sesuatu.

Nah, mereka akan terdorong untuk mencari cara mengurasi rasa cemas dan khawatir yang mereka rasakan itu.

"Makanya orang (yang) pakai itu (ganja) cenderung lebih santai, ada yang tertawa atau ada distorsi ketika dia melihat sesuatu atau juga bisa jadi berhalusinasi karena ada kandungan halusinogen tadi," ucap dia.

Baca juga: Lewat Jefri Nichol Mengungkap Kisah Ganja, dari Teman Akrab jadi Musuh Bersama

Pada persoalan fisik, seseorang yang mengonsumsi ganja mungkin punya kondisi kesehatan yang tidak baik atau sedang sakit. Dia merasa lelah minum obat resep dokter, ataupun ramuan herbal sendiri.

Orang-orang dengan kondisi begitu akan cenderung mencari alternatif pengobatan untuk penyakitnya agar bisa sembuh dengan segera.

"Makanya ada mereka yang sakit epilepsi, misal atau nyeri dan mual begitu, mereka memilih pakai ganja biar cepat hilang gejala itu," tuturnya.

Perbandingan ganja dengan sabu

Sabu juga menjadi salah satu jenis narkoba yang terkenal di Indonesia. Beberapa artis di Indonesia, termasuk Rifat Umar, juga terjerat kasus hukum karena penggunaan narkoba jenis sabu.

dr Hari menganggap persoalan itu, bukanlah kepada kemampuan daya beli artis yang terjerumus memakai narkoba jenis sabu. Melainkan lebih kepada niat dari pemakaian yang dilakukan.

"Kalau saya lihat alasan mereka (artis) memakai sabu itu lebih kepada niat mereka memakainya. Karena efeknya sabu sama ganja itu beda," ujarnya.

Barang bukti sabuKOMPAS.com/AJI YK PUTRA Barang bukti sabu

Pemakai sabu lebih cenderung akan memberikan stimulan, sehingga menjadi tidak bisa tidur dan kurang berselera untuk makan.

"Makanya mungkin niatnya si artis biasanya untuk memacu kinerja, karena mereka butuh stamina dan menjaga berat badan. Jadi, pemakaian sabu dipilih oleh mereka," kata dia.

Tetapi karena efek tersebut, pemakai sabu juga cenderung akan memakai obat terlarang lainnya seperti ganja.

Baca juga: 2 Komika Ditangkap karena Sabu, Bagaimana Obat Ini Bikin Percaya Diri?

Efek yang dialami oleh pemakai ganja justru sebaliknya yaitu membuat merasa tenang dari kandungan THC. Ganja bisa meningkatkan nafsu makan. Bahkan barangkali kata dr Hari, bisa memicu kreativitas saat mereka mengalami halusinasi.

"Jadi mereka itu cenderung poly drug use (pemakai banyak obat narkoba), dengan niat awalnya bisa jadi berbeda-beda," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau