Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertawa Saat Sedih, Kondisi Karakter Joker Namanya PBA dan Bukan Fiksi

Kompas.com - 04/10/2019, 08:09 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sumber WebMD

KOMPAS.com - Film Joker akhirnya tayang di bioskop Indonesia. Dalam film tersebut, karakter Arthur yang merupakan tokoh utama film ini digambarkan memiliki kondisi yang membuatnya tertawa saat sedih.

Banyak penonton yang lantas bertanya-tanya, apakah kondisi tersebut benaran ada atau sekadar fiksi?

Dilansir dari WebMD, 6 Juni 2018, kondisi ini disebut pseudobulbar affect (PBA), di mana seseorang tidak dapat merasakan dan juga mengontrol emosi sesuai dengan situasi yang dihadapinya.

Di Amerika Serikat saja, jumlah penderitanya mencapai 1 juta orang. Mereka tertawa dan menangis secara tiba-tiba, tidak terkendali dan seringkali pada waktu yang salah.

Respons yang terjadi ini bukan karena suasana hati atau mood yang berubah-ubah, melainkan karena adanya gangguan sistem saraf.

Baca juga: It: Chapter 2 Rilis di Indonesia, Kenapa Badut Bikin Seram?

PBA juga disebut dengan inkontinensia emosional, labilitas emosional, menangis tanpa sadar, tertawa dan menangis secara patologis.

Gejala

Berikut gejala yang sering dialami oleh mereka yang memiliki PBA dan perlu Anda perhatikan, yaitu:

  • Tiba-tiba menangis atau tertawa dengan sangat kuat tanpa bisa dikendalikan.
  • Menangis atau tertawa pada situasi yang tidak tepat. Misalnya seperti Joker yang akan tertawa keras pada saat stres ataupun sedih; atau malah sebaliknya, Anda menangis tanpa terkendali saat situasi sedang diliputi kegembiraan atau kebahagiaan.
  • Ekspresi tertawa dan menangis tanpa terkendali itu berlangsung lebih lama dari yang diharapkan.
  • Ledakan frustasi dan kemarahan, serta ekspresi wajah yang tidak cocok dengan emosi.
  • Ledakan ekspresi semacam tersebut terjadi beberapa kali sehari ataupun beberapa kali dalam sebulan.

Gejala-gejala di atas tidak terkait dengan suasana hati. Dengan kata lain, Anda mungkin merasa bahagia, tetapi mulai menangis dan tidak bisa berhenti; atau Anda bisa merasa sedih tetapi mulai tertawa ketika tidak seharusnya.

Lalu, Anda mungkin hanya mengalami salah salah satu dari gejala tersebut, dan tidak secara keseluruhan. Beberapa orang juga mengatakan bahwa gejalanya muncul begitu cepat, seperti kejang.

Selain itu, PBA sangat mudah untuk dikira gejala orang yang mengalami depresi atau gangguan bipolar, meskipun sebenarnya berbeda.

Baca juga: 9 Manfaat Tertawa Nonton Film Komedi seperti Warkop DKI Reborn 3

Penyebab

Para ilmuwan meyakini bahwa PBA dapat terjadi akibat kerusakan pada korteks prefrontal atau area otak yang membantu mengendalikan emosi.

Selain itu, PBA juga bisa terjadi karena perubahan bahan kimia otak yang terkait dengan depresi dan hiper mood (mania).

Cidera atau penyakit yang dapat mempengaruhi otak juga bisa menjadi pemicu PBA. Bahkan, ada sekitar setengah dari orang yang terserang stroke mengalami PBA.

Serta, kondisi penyakit atau kelainan di otak seperti tumor otak, demensia, sklerosis multiple (MS), amyotrophic lateral sclerosis (ALS), dan penyakit parkinson dapat dikaitkan dengan PBA tersebut.

Diagnosis

Jika Anda atau seseorang di sekitar Anda banyak menangis atau tertawa tanpa diketahui apa sebabnya, maka perlu melakukan diagnosis atau setidaknya konsultasi dengan dokter.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kemenyan Indonesia Berpotensi Jadi Bahan Parfum Premium Dunia
Kemenyan Indonesia Berpotensi Jadi Bahan Parfum Premium Dunia
Oh Begitu
Potensi Sesar Aktif Ditemukan di Semarang, Demak, dan Kendal: Ancaman Tersembunyi di Tengah Kota
Potensi Sesar Aktif Ditemukan di Semarang, Demak, dan Kendal: Ancaman Tersembunyi di Tengah Kota
Fenomena
Penelitian: Tujuh Makanan yang Membantu Perkuat Daya Tahan Tubuh
Penelitian: Tujuh Makanan yang Membantu Perkuat Daya Tahan Tubuh
Kita
Pakar IPB: Badak Jawa Hanya Tersisa 87-100 Ekor di Ujung Kulon
Pakar IPB: Badak Jawa Hanya Tersisa 87-100 Ekor di Ujung Kulon
Oh Begitu
Jejak Manusia Purba di Sulawesi Ternyata Lebih Tua dari yang Diduga
Jejak Manusia Purba di Sulawesi Ternyata Lebih Tua dari yang Diduga
Oh Begitu
Ayam Warna-Warni: Fakta Mengejutkan di Balik Bulu Indah dan Lucu
Ayam Warna-Warni: Fakta Mengejutkan di Balik Bulu Indah dan Lucu
Oh Begitu
Mengapa Kita Makin Sering Bertemu Ular Piton? Ini Penjelasan Pakar IPB
Mengapa Kita Makin Sering Bertemu Ular Piton? Ini Penjelasan Pakar IPB
Oh Begitu
Wudingloong wui, Dinosaurus Tertua di Asia Timur Ditemukan di China
Wudingloong wui, Dinosaurus Tertua di Asia Timur Ditemukan di China
Fenomena
Dua Bintang Jadi Penyebab Bentuk Tak Biasa Nebula NGC 6072
Dua Bintang Jadi Penyebab Bentuk Tak Biasa Nebula NGC 6072
Fenomena
Mengapa Bom Atom di Hiroshima Meninggalkan Bayangan Manusia di Trotoar?
Mengapa Bom Atom di Hiroshima Meninggalkan Bayangan Manusia di Trotoar?
Oh Begitu
Bayangan Abadi di Hiroshima: Jejak Manusia yang Membisu Setelah Ledakan Bom Atom
Bayangan Abadi di Hiroshima: Jejak Manusia yang Membisu Setelah Ledakan Bom Atom
Kita
Stephenson 2 DFK 52: Raksasa Merah Misterius yang Bikin Takjub
Stephenson 2 DFK 52: Raksasa Merah Misterius yang Bikin Takjub
Fenomena
8 Fenomena Langit Spektakuler di Bulan Agustus: Parade Planet hingga Hujan Meteor
8 Fenomena Langit Spektakuler di Bulan Agustus: Parade Planet hingga Hujan Meteor
Oh Begitu
Jejak Gigi Berusia 300.000 Tahun di China: Bukti Kawin Silang Manusia dengan Homo Erectus?
Jejak Gigi Berusia 300.000 Tahun di China: Bukti Kawin Silang Manusia dengan Homo Erectus?
Kita
Bintang Laut Bokong Besar dan Si Ubi Ungu Kecil Ditemukan di Laut Dalam Argentina
Bintang Laut Bokong Besar dan Si Ubi Ungu Kecil Ditemukan di Laut Dalam Argentina
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau