Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertawa Saat Sedih, Kondisi Karakter Joker Namanya PBA dan Bukan Fiksi

Kompas.com - 04/10/2019, 08:09 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sumber WebMD

Memang pada dasarnya, PBA sulit untuk didiagnosis karena kemiripan ekspresi dengan depresi atau gangguan mood lainnya. Namun, Anda bisa meminimalisir kesalahan diagnosis dnegan mengomunikasikan secara detail mengenai gejala yang dialami dan berapa lama sudah terjadi kepada dokter.

Baca juga: Cara agar Bau Badan Tak Lampaui Batas seperti Mr. Kim Parasite

Jika perlu, buatlah catatan harian tentang kapan dan berapa lama Anda mengalami gejala-gejala tersebut. Hal itu akan membantu dokter untuk tidak perlu melakukan tes untuk mendiagnosis PBA kembali pada jenjang konsultasi.

Untuk membedakan PBA dengan epilepsi yang gejalanya hampir serupa, dokter mungkin akan melakukan electroencephalog (EEG), atau tes tanpa rasa sakit yang melacak gelombang otak Anda.

Atau Anda juga bisa melakukan diagnosis dengan menjawab dua jenis kuesioner berikut yang dapat menentukan apakah tertawa dan menangis yang Anda alami merupakan tanda-tanda dari PBA.

Skala tertawa dan menangis patologis (PLACS)

Pada kuesioner ini, dokter akan mengajukan pertanyaan kepada Anda tentang tertawa dan menangis yang Anda alami, misalnya berapa lama Anda mengalami itu ketika terjadi, apakah ada kaitannya tertawa dan menangis yang Anda alami dengan suasana hati atau mood dan situasi sosial saat itu, serta mengenai seberapa besar perasaan kesusahan yang Anda rasakan setelahnya.

Pusat studi kelayakan-skala neurologis (CNS-LS)

Anda diminta menjawab pertanyaan tentang gejala-gejala yang Anda alami, seperti seberapa sering gejala itu terjadi, dan bagaimana perasaan Anda. Misalnya, apakah Anda merasa diri Anda terlalu mudah menangis atau terlalu mudah tertawa.

Baca juga: Kiat Medis Menahan Pipis Saat Nonton “Avengers: Endgame” Selama 3 Jam

Pengobatan

Pada penderita PBA, dokter biasanya meresepkan anti-depresan untuk mengendalikan gejala PBA, tetapi hal itu tidak selalu bekerja dengan baik.

Pada 2010, Badan Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat (FDA) menyetujui pemberian dextromethorphan atau quinidine (Nuedexta) sebagai bagian dari terapi obat lini pertama untuk PBA.

Menurut penelitiannya, kedua obat ini dapat membantu mengontrol ledakan tertawa dan menangis pada orang dengan sklerosis ganda dan Amyotrophic lateral sclerosis (ALS).

Hidup bersama PBA

Hidup dengan kondisi PBA tentu tidak mudah. Namun, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi kecemasan akibat PBA. Berikut adalah rekomendasi dari National Stroke Association:

  • Berbicaralah dengan orang-orang di sekitar Anda tentang PBA, kepada keluarga Anda dan orang terkait. Hal itu akan membantu mencegah rasa terkejut atau bingung ketika gejala PBA itu muncul.
  • Anda bisa mencoba untuk mengurangi kemungkinan munculnya gejala PBA dengan mengubah posisi duduk atau berdiri ketika ledakan emosi mulai terasa. Lalu, bernapaslah perlahan dan dalam. Terus lakukan hal ini sampai Anda merasa bisa memegang kendali atas diri Anda sendiri.
  • Lakukan relaksasi karena kemunculan gejala PBA bisa membuat Anda emosional dan otot tegang. Selalu lakukan relaksasi pada otot bahu dan dahi setelah gejala PBA berakhir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com