Dengan hasil ini, nampak bahwa orang yang secara teratur mengonsumsi kafein dapat membangun toleransi terhadap efek stimulannya.
Namun, penelitian lain menunjukkan bahwa paparan kafein secara terus-menerus tidak memengaruhi cara tubuh menyerap atau memetabolisme kafein.
Kafein meningkatkan kadar gula darah
Banyak penelitian pada manusia dan hewan menunjukkan bahwa senyawa di dalam kopi dapat meningkatkan metabolisme glukosa dan mengurangi risiko diabetes tipe 2. Namun, efek buruk dari kafein dapat meniadakan efek menguntungkan dari mengonsumsi kopi.
Menurut meta-analisis pada tahun 2016, kafein dapat meningkatkan kadar gula darah dengan mengurangi sementara sensitivitas insulin.
Dalam sebuah studi kecil, para peneliti mengamati bahwa mengonsumsi 100 mg kafein mempengaruhi metabolisme glukosa pada 10 pria sehat dengan kelebihan berat badan.
Temuan ini menunjukkan bahwa kafein, bukan kopi itu sendiri, dapat mempengaruhi metabolisme glukosa, yang dapat meningkatkan kadar gula darah.
Orang dengan gula darah tinggi dapat mengalami sakit kepala, kelelahan, sulit berkonsentrasi, peningkatan rasa haus, atau sering buang air kecil sampai kadar gula darahnya kembali normal.
Akan tetapi efek kopi pada gula darah masih menjadi hal yang kontroversial bagi para peneliti.
Insomnia
Orang yang minum kopi sebelum tidur mungkin mengalami kesulitan tidur. Para penulis dalam studi yang dilakukan pada tahun 2013 merekomendasikan agar orang berhenti minum kopi setidaknya 6 jam sebelum mereka berencana untuk tertidur.
Kecemasan
Kafein dalam kopi mungkin memiliki efek buruk pada kesehatan mental manusia. Misalnya, dosis tinggi kafein (di atas 400 mg) dapat menyebabkan kegugupan.
Pada orang dengan gangguan panik dan depresi, kafein dosis tinggi dapat memicu gejala yang berhubungan dengan kecemasan.
Efek Kardiovaskular