KOMPAS.com - Kafein adalah stimulan yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Akan tetapi, efek yang dirasakan semua orang bisa berbeda.
Beberapa orang misalnya, dapat minum beberapa cangkir kopi agar efeknya terasa, sementara yang lain cukup meminum secangkir kopi.
Menurut Food and Drug Administration (FDA), rata-rata 8 ons kopi mengandung sekitar 80-100 miligram (mg) kafein.
Sejatinya kopi tidak membuat seseorang kelelahan, tetapi kafein yang terkandung di dalamnya memberikan efek yang terkadang dapat menyebabkan kelelahan.
Baca juga: Ahli Gizi Kritisi Isi Bantuan untuk Bayi 14 Bulan yang Diberi Kopi
Beberapa alasan kopi bisa membuat kelelahan adalah:
Kafein memblokir reseptor adenosine di otak
Adenosine merupakan zat kimia di otak yang mempengaruhi siklus tidur-bangun. Kadar adenosin akan meningkat selama Anda bangun dan menurun saat tidur.
Biasanya, molekul adenosin berikatan dengan reseptor khusus di otak, yang tugasnya adalahh memperlambat aktivitas otak dalam persiapan untuk tidur. Namun, kafein mencegah hal ini terjadi dengan mengikat reseptor adenosine.
Karena tubuh cepat menyerap kafein, efeknya dapat dirasakan dalam beberapa menit. Faktanya, tubuh menyerap 99 persen kafein dalam 45 menit setelah dikonsumsi. Setelah tubuh sepenuhnya memetabolisme kafein, efeknya akan hilang.
Lamanya waktu kafein dalam tubuh bervariasi dari orang ke orang. Meskipun menghambat reseptor adenosin, ia tidak mempengaruhi produksi molekul adenosin baru.
Ketika kafein habis, molekul adenosin dapat berikatan dengan reseptornya, yang dapat menyebabkan kantuk.
Tubuh membangun toleransi pada kafein
Jika Anda secara teratur mengonsumsi kopi dan minuman berkafein lain, tubuh dapat mengembangkan toleransi terhadapnya. Karena kafein memblokir reseptor adenosin, tubuh memproduksi lebih banyak reseptor adenosin untuk mengatasi efek dari konsumsi kafein
Dalam satu studi kecil yang dilakukan, para peneliti meneliti efek pada konsumsi kafein berkelanjutan pada kinerja bersepeda 11 orang dewasa yang aktif secara fisik.
Pada awal penelitian, setelah meminum kafein, para peserta memiliki detak jantung yang lebih tinggi dan memberikan kekuatan bersepeda yang lebih besar. Namun, setelah 15 hari, efek kafein mulai berkurang.
Dengan hasil ini, nampak bahwa orang yang secara teratur mengonsumsi kafein dapat membangun toleransi terhadap efek stimulannya.
Namun, penelitian lain menunjukkan bahwa paparan kafein secara terus-menerus tidak memengaruhi cara tubuh menyerap atau memetabolisme kafein.
Kafein meningkatkan kadar gula darah
Banyak penelitian pada manusia dan hewan menunjukkan bahwa senyawa di dalam kopi dapat meningkatkan metabolisme glukosa dan mengurangi risiko diabetes tipe 2. Namun, efek buruk dari kafein dapat meniadakan efek menguntungkan dari mengonsumsi kopi.
Menurut meta-analisis pada tahun 2016, kafein dapat meningkatkan kadar gula darah dengan mengurangi sementara sensitivitas insulin.
Dalam sebuah studi kecil, para peneliti mengamati bahwa mengonsumsi 100 mg kafein mempengaruhi metabolisme glukosa pada 10 pria sehat dengan kelebihan berat badan.
Temuan ini menunjukkan bahwa kafein, bukan kopi itu sendiri, dapat mempengaruhi metabolisme glukosa, yang dapat meningkatkan kadar gula darah.
Orang dengan gula darah tinggi dapat mengalami sakit kepala, kelelahan, sulit berkonsentrasi, peningkatan rasa haus, atau sering buang air kecil sampai kadar gula darahnya kembali normal.
Akan tetapi efek kopi pada gula darah masih menjadi hal yang kontroversial bagi para peneliti.
Insomnia
Orang yang minum kopi sebelum tidur mungkin mengalami kesulitan tidur. Para penulis dalam studi yang dilakukan pada tahun 2013 merekomendasikan agar orang berhenti minum kopi setidaknya 6 jam sebelum mereka berencana untuk tertidur.
Kecemasan
Kafein dalam kopi mungkin memiliki efek buruk pada kesehatan mental manusia. Misalnya, dosis tinggi kafein (di atas 400 mg) dapat menyebabkan kegugupan.
Pada orang dengan gangguan panik dan depresi, kafein dosis tinggi dapat memicu gejala yang berhubungan dengan kecemasan.
Efek Kardiovaskular
Mungkin ada peningkatan sementara dalam detak jantung dan tekanan darah setelah seseorang minum kopi berkafein.
Namun, penelitian saat ini menunjukkan bahwa konsumsi kopi ringan dapat melindungi kesehatan jantung.
Dalam sebuah studi tahun 2017 yang melibatkan 557 orang di Brasil, para peneliti menemukan bukti yang menunjukkan bahwa mengonsumsi satu hingga tiga cangkir kopi per hari dapat mengurangi faktor risiko penyakit kardiovaskular dalam suatu populasi.
Namun, temuan studi pada tahun 2019 menunjukkan bahwa minum lebih dari enam cangkir kopi per hari dapat meningkatkan risiko kardiovaskular.
Mencegah kanker
Para penulis artikel ulasan tahun 2017 menemukan bukti yang menunjukkan adanya hubungan potensial antara peningkatan konsumsi kopi dan penurunan risiko karsinoma hepatoseluler (jenis kanker hati).
Juga, penelitian tahun 2019 menemukan bahwa senyawa kopi - termasuk kafein, trigonelline, dan asam klorogenik - melindungi perkembangan gastrointestinal dan kanker hati.
Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hubungan antara meminum kopi dan risiko kanker.
Efek lain
Efek potensial lain dari meminum kopi termasuk:
Baca juga: Bayi Minum Kopi karena ASI Tak Keluar, Ahli Gizi Paparkan Faktanya
Dietary Guidelines for Americans 2015–2020 merekomendasikan bahwa kebanyakan orang dewasa dapat mengonsumsi 400 mg kafein per hari.
Meskipun tidak ada pedoman resmi untuk anak-anak dan remaja, penelitian menunjukkan bahwa anak-anak muda lebih rentan terhadap efek kafein.
Pada wanita hamil, kafein dapat bertahan di dalam tubuh hingga 16 jam lebih lama dari biasanya.
Namun, menurut American College of Obstetricians dan Gynecologists, wanita hamil aman mengonsumsi kafein dalam jumlah sedang (hingga 200 mg per hari).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.