Terakhir, melalui pendekatan ekonomi berbasis jasa lingkungan (enviroment service-based) seperti ekowisata dan pemanfaatan karbon dan lainnya.
"Intinya, manfaatkan itu lahan gambut yang luas. Pemerintah kasih arahan dan fasilitas. Biar rakyat yang kerjakan, jadi kolam ikan alami, atau tanam padi (yang) cocok gambut. Atau dijadikan ekowisatalah, bukan ditanami sawit yang itu merusak lahan gambut. Gak benar itu kalo ada yang bilang pemanfaatan lahan gambut sektor ekonomi dengan menanam sawit. Itu merusak gambut malah," ujarnya.
Alue mengatakan sangat penting untuk melakukan pendekatan sosial guna meningkatkan edukasi dan sosialisasi, serta kesadaran betapa pentingnya menjaga alam alami lahan gambut tersebut
Meski, kata dia, banyak yang masih menganggap sepele lahan gambut di Indonesia.
"Lahan gambut adalah aset ekonomi dan lingkungan nasional bagi Indonesia yang belum banyak kita sadari. Karena 14 juta hektar lebih luas lahan gambut di Indonesia, atau menjadi yang terluas di dunia hingga sekarang, mengapa tidak kita manfaatkan dengan baik bukan menghancurkan dengan perlahan," tuturnya.
Berbagai pihak terkait yang berkewenangan atas kebijakan bahkan tindakan langsung di lapangan perlu saling berkoordinasi dengan tepat.
"Kita perlu melakukan penguatan koordinasi dan integritas kelembagaan untuk menangani kebiasaan yang terjadi di lahan gambut ini," kata dia.