Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Jenis Pendekatan untuk Mengatasi Kebakaran Lahan Gambut di Indonesia

Kompas.com - 02/10/2019, 18:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam mengatasi kebakaran yang seringkali terjadi di lahan gambut saat musim kemarau, Badan Restorasi Gambut (BRG) menganggap perlu melakukan penanganan dengan pendekatan tertentu.

Inilah beberapa pendekatan yang diharapkan BRG seperti disampaikan oleh Deputi Bidang Konstruksi, Operasi dan Pemeliharaan, Badan Restorasi Gambut (BRG), Dr Alue Dolohong.

 

1. Pendekatan Hidrologis-Vegetasi

Dalam pendekatan ini perlu dilakukan pengelolaan lahan gambut berbasis Kesatuan Hidrolisis Gambut (KHG).

Juga, perlu ada restorasi hidrologis gambut terdegradasi yaitu dengan cara pembasahan kembali gambut atau rewetting.

"Dalam pendekatan ini penting sekali melakukan pemulihan habitat sebagai hutan rawa gambut atau melakukan revegetasi lah gitu," kata Alue di Jakarta, Selasa (1/10/2019).

2. Pendekatan teknologi

Pada pendekatan teknologi, menurut Alue, ada dua hal yang bisa dilakukan yaitu pengolahan lahan gambut tanpa bakar (bio decomposer) dan pengembangan energi (berbasis biomassa).

Dijelaskan Alue bahwa ada pemanfaatan energi biomassa yang dihasilkan oleh alam lahan gambut, yang seharusnya ini dilirik oleh pemerintah untuk dijadikan alternatif pemanfaatan lahan gambut tanpa merusak lahan tersebut.

3. Pendekatan regulasi dan penegakan hukum

"Harmonisasi dan sinkronisasi sektoral yaitu pertanian dan perkebunan berbasis drainase perlu dikaji dan ditindaklanjuti di lapangan, saat perusahaan ataupun pengolah lahan gambut memulai ekspansi terhadap lahan," ujarnya.

Hal ini, dimaksudkan agar pemanfaatan dan kandungan air dari lahan gambut tetap terjaga, sehingga lahan gambut itu sendiri tidak rusak meski diperdayagunakan oleh manusia.

"Ya kalau mau melakukan pembangunan di atas lahan gambut, misal tol. Cobalah rancang tol yang nggak merusak atau menghilangkan lahan gambut itu. Kan bisalah berpikir gimana cara terbaik untuk memanfaatkan dan melestarikan alam, meski ingin maju menyusul perkembangan masa," tutur Alue.

Selain itu, perlu adanya penegakan hukum dan perencanaan serta pengaturan tata ruang yang sesuai kodrat alam dari lahan gambut. Termasuk perlindungan gambut dan konservasi yang diperlukan.

"Terus pada perusahaan yang melakukan ekspansi lahan gambut dengan membakar, yang malah akibatnya ke masyarakat. Hukumannya jangan ringanlah, masa cuma setahun atau dua tahun penjara, terus denda paling Rp 1 miliar. Murah itu, kecil bagi mereka," imbuhnya.

4. Pendekatan ekonomi

Ada tiga dasar yang disampaikan oleh Alue untuk mengatasi kebakaran lahan gambut dengan pendekatan ekonomi ini.

Pertama, pendekatan ekonomi berbasis lahan (land-based), melalui paludikultur dan pertanian minim drainase.

Selanjutnya, pendekatan ekonomi berbasis air (water-based) seperti akuakultur atau silver fishery dan lainnya.

Terakhir, melalui pendekatan ekonomi berbasis jasa lingkungan (enviroment service-based) seperti ekowisata dan pemanfaatan karbon dan lainnya.

"Intinya, manfaatkan itu lahan gambut yang luas. Pemerintah kasih arahan dan fasilitas. Biar rakyat yang kerjakan, jadi kolam ikan alami, atau tanam padi (yang) cocok gambut. Atau dijadikan ekowisatalah, bukan ditanami sawit yang itu merusak lahan gambut. Gak benar itu kalo ada yang bilang pemanfaatan lahan gambut sektor ekonomi dengan menanam sawit. Itu merusak gambut malah," ujarnya.

5. Pendekatan sosial

Alue mengatakan sangat penting untuk melakukan pendekatan sosial guna meningkatkan edukasi dan sosialisasi, serta kesadaran betapa pentingnya menjaga alam alami lahan gambut tersebut

Meski, kata dia, banyak yang masih menganggap sepele lahan gambut di Indonesia. 

"Lahan gambut adalah aset ekonomi dan lingkungan nasional bagi Indonesia yang belum banyak kita sadari. Karena 14 juta hektar lebih luas lahan gambut di Indonesia, atau menjadi yang terluas di dunia hingga sekarang, mengapa tidak kita manfaatkan dengan baik bukan menghancurkan dengan perlahan," tuturnya.

6. Pendekatan institusi

Berbagai pihak terkait yang berkewenangan atas kebijakan bahkan tindakan langsung di lapangan perlu saling berkoordinasi dengan tepat.
 
"Kita perlu melakukan penguatan koordinasi dan integritas kelembagaan untuk menangani kebiasaan yang terjadi di lahan gambut ini," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com