Sejauh ini, satu-satunya sisa fosil manusia Denisovans yang ditemukan adalah tiga gigi, tulang jari kelingking dan rahang bawah.
Sekitar 5% dari nenek moyang orang-orang dari wilayah Oceania dapat ditelusuri hingga ke manusia purba Denisovans, demikian menurut penelitian.
Upaya rekonstruksi - berdasarkan analisis DNA kompleks Denisovans, Neanderthal, Simpanse dan manusia - menunjukkan bahwa tengkorak Denisovans kemungkinan lebih luas ketimbang manusia modern atau Neanderthal.
Mereka juga tampaknya tidak memiliki dagu.
Para ahli memperkirakan banyak sifat Denisovans mirip Neanderthal, termasuk dahi miring, wajah panjang, serta panggul yang besar.
Hal unik lain yang dimiliki Denisovans adalah, misalnya saja, lengkungan gigi yang besar.
Profesor Carmel mengatakan kepada BBC bahwa dia senang mengetahui perkiraan paras Denisovans telah dikonfirmasi oleh penemuan tulang rahang Denisovans oleh para peneliti lainnya.
"Temuan tulang rahang sudah dilaporkan dan kami sangat senang melihat adanya kecocokan. Itu semacam konfirmasi independen terhadap metode kami," katanya.
Rekonstruksi wajah ini hanyalah awal dalam penelitian tentang Denisovans, kata Carmel.
"Mereka adalah manusia yang sangat mirip dengan kita (manusia modern), sehingga menunjukkan perbedaan di antara kita sangat penting untuk memahami apa yang membuat kita menjadi manusia dan apa yang mungkin mengarah pada cara kita beradaptasi dengan dunia," katanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.