Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sains Diet, Jangan Takut Berkeringat di Hari Olahraga Nasional

Kompas.com - 09/09/2019, 18:45 WIB
Kontributor Sains, Prita Prametya Kirana,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Bahkan, kacaunya ritme jantung ini dapat menyebabkan serangan jantung saat berolahraga ketika ada faktor resiko lain yang terlibat – seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan sebagainya.

Keringat dan bau badan

Sebagaimana diutarakan di awal, terdapat dua kelenjar tempat diproduksinya keringat.

Kelenjar ekrin terdapat pada seluruh tubuh dan menghasilkan keringat yang tidak berbau dan berwarna, sedangkan kelenjar apokrin terletak di bawah folikel rambut dan mengandung lemak yang memiliki bau khas dan warna sedikit keruh.

Baca juga: Sains Diet, Bagaimana Makan Lemak Saat Diet Keto Turunkan Berat Badan?

Ketika keringat yang dihasilkan kelenjar apokrin ini menyatu dengan bakteri yang berada di permukaan kulit yang kurang bersih, maka akan timbul bau badan.

Salah satu bakteri ini berasal dari famili Corynebacteria, yang memiliki enzim untuk bereaksi dengan keringat yang diproduksi oleh tubuh kita untuk menghasilkan beberapa senyawa asam seperti asam propanoat, asam butirat, dan asam trans-3-metil heksanoat. Asam-asam inilah yang memberikan bau pada keringat.

Selain Corynebacteria, ada beberapa jenis bakteri dari famili lain yang secara alami hidup menghuni dan bersimbiosis pada kulit manusia. Beberapa dari bakteri yang juga dapat menyebabkan bau badan yaitu Staphylococcus, Propionibacterium, dan Micrococcus.

Bakteri seperti Staphylococcus sp. menyukai kondisi alkalin (pH diatas 7) dan solusi yang sering disarankan agar badan kita tidak berbau adalah dengan menambah frekuensi mandi.

Namun, mandi dengan menggunakan sabun malah akan memperparah bau badan karena sabun bersifat basa, dan ini akan meningkatkan pertumbuhan bakteri penyuka basa pada kulit. Terlalu sering mandi dan menggunakan sabun malah akan menyebabkan bakteri alkalofilik tumbuh secara tidak terkontrol.

Sains di balik cara mengatasi bau badan

Ada dua jenis produk yang dapat kita gunakan untuk mengatasi masalah bau badan dan keringat yaitu deodoran dan anti-perspiran. Kebanyakan produk masa kini telah mengandung keduanya, dan cara kerja dari kedua produk ini berbeda.

Deodoran adalah produk yang membunuh bakteri penyebab bau badan dengan mengandung senyawa antimikroba seperti alkohol, sedangkan anti perspiran adalah produk yang bertujuan untuk mengurangi produksi keringat berlebihan.

Baca juga: Sains Diet, Bagaimana Memenuhi Kebutuhan Protein kalau Vegetarian?

Bahan alam yang terkenal dengan khasiat anti perspirannya adalah aluminium. Hampir pasti dalam setiap produk antiperspiran akan terdapat zat aktif mengandung aluminium, seperti aluminium klorohidrat dan aluminum zarkonium triklorohidreks.

Aluminium akan bereaksi dengan ion-ion elektrolit yang terkandung dalam keringat dan membentuk gel yang dapat menutup permukaan kelenjar keringat dan mengecilkan pori-pori tempat keringat disalurkan.

Melihat cara bekerja deodoran dan antiperspiran di atas, tentu saja telah terjadi perdebatan apakah manfaat deodoran lebih banyak daripada efek sampingnya.

Pasalnya, dalam keringat juga terdapat hormon feromon, yaitu hormon yang di gunakan untuk menarik lawan jenis melalui bau yang khas. Ketika kita menghalangi akses keringat untuk keluar, tentu saja hormon ini tidak dapat bekerja.

Efek samping lain ketika kita membunuh bakteri pada permukaan kulit menggunakan senyawa anti mikrobial adalah menurunnya imunitas tubuh. Telah diteliti bahwa seseorang yang rutin menggunakan deodoran dan memiliki komunitas Corynebacteria yang relatif lebih sedikit, akan lebih mudah sakit karena daya tahan tubuh yang menurun.

Jika tidak ingin menggunakan deodoran atau antiperspiran, sebenarnya bau badan dapat diatasi dengan cara sederhana, yaitu menjaga makanan yang masuk ke dalam tubuh dan berolahraga yang rutin.

Pori-pori yang sering dilalui keringat, secara tidak langsung akan terhindar dari penumpukan bakteri penyebab bau badan. Mengurangi konsumsi makanan berlemak juga akan menghindarkan kita dari keringat yang berbau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau