Sultana mengatakan, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk penanganan kerancuan kelamin seperti dialami AR.
1. Tes kromosom
Hal pertama dan paling awal yang harus dilakukan adalah tes kromosom.
Tes kromosom bertujuan untuk mengetahui jumlah kromosom kromosom XX untuk perempuan, atau mempunyai kromosom XY untuk laki-laki.
Normalnya, sel dalam tubuh manusia memiliki 23 pasang kromosom atau 46 buah.
Namun, ada juga kasus kelainan jumlah kromosom.
"Misalnya 47 XXY atau juga disebut sindrom klinefelter (KS). 47 XXY juga bisa dengan hipospadia (saluran kencing pada alat kelamin laki-laki bocor di tengah). Atau bisa juga kelainan kromosom yang lain, ada banyak sekali jenisnya," kata Sultana memberi contoh.
"Sehingga pertama yang dilakukan di garis depan adalah kromosom. Sayangnya, pemeriksaan kromosom hanya di kota-kota besar dan hanya di pulau Jawa, sehingga kadang dokter tidak bisa melakukan pemeriksaan (kromosom) ini, kemudian dibiarkan tanpa tahu kejelasan jenis kelaminnya," jelas Sultana.
2. Pemeriksaan hormon
Hal kedua yang dilakukan setelah pemeriksaan kromosom adalah uji hormon.
Uji hormon bertujuan untuk mencari tahu apakah anak memiliki testosteron atau tidak, kemudian juga hormon-hormon lain.
"Ada beberapa hormon yang harus diperiksa untuk mengetahui apakah fungsi dari gonad (bisa testis, bisa ovarium) bagus atau tidak, sehingga ada produksi hormon tidak. Kemudian bagian otak yang memerintah memproduksi hormon apakah berfungsi atau tidak, kalau itu tidak berfungsi ya sama saja tidak bisa memproduksi hormon," jelas Sultana.
3. Pemeriksaan gen
Ketiga, jika ada dana dan fasilitas, hal yang perlu dilakukan adalah menjalani pemeriksaan gen.
Bila seseorang memiliki gen laki-laki, maka dia memiliki gen bernama SRY. Gen ini yang bertanggung jawab untuk inisiasi penentuan jenis kelamin laki-laki pada manusia