Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Pemicu Kerancuan Kelamin Seperti Dialami Bocah 3 Tahun Asal Cianjur

Kompas.com - 08/09/2019, 11:21 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - AR (3) bocah asal Kampung Mereleng, Desa Kertamukti, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat merupakan satu dari sekian banyak anak di Indonesia yang mengalami kerancuan alat kelamin dengan beragam kasus. 

Kepada Kompas.com Sultana M H Faradz, profesor di bidang genetika medik dari Universitas Diponegoro (UNDIP), Semarang, Jawa Tengah, mengaku sudah menangani lebih dari seribu anak dengan kerancuan alat kelamin sejak 2004.

Menurut dia, kerancuan alat kelamin ada berbagai jenis dan tipe. Ada yang memang memiliki dua jenis kelamin, ada yang lubang penisnya tertutup, ada yang saluran urin bocor, dan lain sebagainya.

Sultana yang mendedikasikan diri untuk mengobati dan meneliti kerancuan kelamin itu mengatakan, kerancuan kelamin bisa disebabkan oleh 3 faktor.

Baca juga: Pakar Genetika Medik Luruskan soal Kelamin Ganda Bocah 3 Tahun di Cianjur

Penyebab kerancuan kelamin

Berikut Kompas.com telah merangkum 3 penyebab kerancuan kelamin pada anak:

1. Genetik

Sultana menjelaskan, faktor genetik itu bisa dari keturunan atau tidak.

"Bisa keturunan atau hanya terjadi pada anak itu saja, bukan dari orangtuanya," ujar Sultana kepada Kompas.com, Jumat (6/9/2019).

2. Hormonal

"Faktor hormonal juga bisa, ada gangguan hormonal yang tidak terproduksi," kata Sultana.

3. Eksternal

Faktor pemicu ketiga juga bisa diakibatkan oleh paparan dari luar tubuh si ibu selama masa kehamilan.

Faktor eksternal itu bisa karena pestisida atau insektisida.

"Pestisida atau insektisida itu kan menghambat hormon dan bisa mengakibatkan penurunan hormon testosteron mungkin, sehingga kelaki-lakian (anak) menjadi terganggu," jelas Sultana.

Lantas, langkah apa saja yang harus dilakukan untuk penanganan kerancuan kelamin ini?

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau