Pada tahun 2016, seorang dokter curiga anak tersebut mungkin menderita autoimun ensefalitis, suatu kondisi di mana sel-sel kekebalan tubuh menyerang otak.
Tetapi imunosupresan yang diberikan kepada anak itu juga gagal meningkatkan situasi untuk lebih baik. Pada tahun yang sama, orang tuanya melihat luka pada kulit yang tampak di sepanjang paha dan ketiak anak tersebut yang tampak seperti stretch mark.
Tidak sampai tujuh bulan kemudian, pada Februari 2017, dokter lain mencurigai luka pada kulit anak itu dan gejala mentalnya disebabkan oleh hal yang sama yaitu infeksi oleh sejenis bakteri yang disebut Bartonella.
Meskipun didiagnosis, masih belum jelas apakah pengobatan antibiotik itu berhasil. Ayah dari anak itu akhirnya menghubungi Breitschwerdt dan rekan-rekannya di North Carolina State University.
Tim itu mampu mengisolasi spesies bakteri tertentu, Bartonella henselae, dalam aliran darah anak tersebut dan segera diberikan lebih banyak antibiotik.
Menurut Breitschwerdt, bakteri yang ditemukannya timnya tersebut adalah genus bakteri yang sangat penting yang secara historis kurang dikenal, namun berpotensi menyebabkan sejumlah besar penyakit tidak terdiagnosis di seluruh dunia.
Pemulihan terhadap anak laki-laki itu tidak mudah, karena ia mengalami berbulan-bulan terapi antibiotik dan komplikasi yang membuatnya merasa sakit yang luar biasa.
Tetapi pada September 2017, atau dua tahun setelah gejala-gejala dimulai, akhirnya anak laki-laki itu dinyatakan sehat dan kembali bersekolah.
Baca juga: Serba Serbi Hewan, Benarkah Kucing Takut Ketimun?
Breitschwerdt merupakan salah satu dari sedikit ilmuwan yang mempelajari Bartonella dengan cermat.
Breitschwerdt mengatakan bahwa kasus anak itu seharusnya menjadi peringatan penting bahwa bakteri tersebut lebih berbahaya daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Bartonella berbentuk batang yang aneh bahkan di antara bakteri lainnya. Mereka biasanya membelah diri dan berkembang di pembuluh darah, di mana mereka mengambil bagian dari virus, dan menyerang sel lain untuk bereproduksi.
Bakteri ini juga memiliki kemampuan luar biasa yaitu bersembunyi di sel, itulah yang mungkin juga menghambat dokter untuk mendeteksi dan mengobati anak laki-laki itu.
Seiring waktu, para ilmuwan seperti Breitschwerdt telah menemukan setidaknya 30 spesies Bartonella yang berbeda, termasuk lebih dari selusin yang dapat menginfeksi manusia.
Spesies yang paling terkenal, dan yang ditemukan pada anak laki-laki, adalah Bartonella henselae.
Baca juga: Punya Kucing Agresif? Mungkin Masalahnya pada Kita
Spesies Bartonella ditemukan pada hewan hampir di berbagai wilayahdunia. Namun, Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universita Nusa Cendana Kupang, drh Yeremia Yobelanno Sitompul MSc menjelaskan, pada hewan kucing sendiri.