Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Usah Didebat Lagi, Konsumsi Garam Memang Harus Drastis Dikurangi

Kompas.com - 05/09/2019, 08:07 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Editor

Oleh Feng He


TUBUH manusia hanya membutuhkan sedikit sodium agar dapat bekerja dengan baik. Kebutuhan ini umumnya dapat dipenuhi dengan mengonsumsi garam (sodium klorida).

Namun, pada zaman sekarang, banyak orang yang mengonsumsi garam berlebih. Hal ini menyebabkan meningkatnya orang yang terserang penyakit kardiovaskuler di seluruh dunia.

Para ahli kesehatan telah berusaha mengatasi masalah ini selama beberapa dekade, tapi mereka terkendala beberapa hambatan, termasuk penelitian yang membingungkan terkait tingkat asupan garam yang aman. Ini menimbulkan keraguan yang tidak perlu tentang pentingnya mengurangi asupan garam.

Tapi penelitian terbaru kami telah menemukan kekurangan dalam penelitian sebelumnya, kami membuktikan bahwa asupan garam harus dikurangi jauh lebih banyak dari rekomendasi saat ini.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan setiap orang untuk mengonsumsi garam kurang dari 5 gram per hari. Nyatanya, secara global rata-rata orang mengonsumsi 10 gram per hari. Konsumsi garam berlebih akan menaikkan tekanan darah, yang dapat menyebabkan serangan jantung, gagal jantung, dan stroke.

Banyak studi yang menunjukkan sebuah hubungan linear antara asupan garam dan penyakit kardiovaskuler: ketika asupan garam meningkat, meningkat pula risiko terserang penyakit kardiovaskuler, dan kematian dini.

Namun, ada pula penelitian yang menyatakan bahwa hubungan asupan garam dan penyakit kardiovaskuler tidak linear. Mereka berpendapat bahwa mengonsumsi garam kurang dari 7,5 gram dan lebih dari 12,5 gram per hari dapat menyebabkan peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler dan kematian dini.

Namun kami menemukan kesalahan pada metode yang digunakan untuk penelitian seperti ini.

Lebih murah tapi kurang akurat

Kita mengeluarkan sebagian besar garam yang kita konsumsi melalui urine (90%). Dan ada variasi besar dalam jumlah garam yang kita konsumsi setiap hari. Cara terbaik untuk mengukur asupan garam adalah mengumpulkan urine secara berkala selama tiga kali dalam 24 jam, metode ini kami sebut gold standard method.

Meskipun ini adalah cara paling akurat, ini juga merupakan cara yang paling mahal dan paling sulit dilakukan, baik bagi partisipan maupun peneliti.

Beberapa penelitian mengukur asupan garam dengan metode spot urine measurement, mengukur urine dalam sekali ambil sampel. Cara ini lebih murah dan lebih mudah dilakukan, baik bagi peneliti maupun partisipan. Partisipan hanya perlu memberikan satu sampel urin kecil, dan dari sana asupan garam harian kemudian dihitung.

Penelitian yang menunjukkan bahwa hubungan antara asupan garam dan penyakit kardiovaskuler tidak linier, menggunakan data dari metode spot urine measurement.

Cara pengukuran ini, bagaimana pun, tidak akurat, karena ini hanya mewakili asupan garam dari periode waktu yang sangat singkat dan sangat dipengaruhi oleh jumlah cairan yang diminum dan waktu pengambilan sampel. Perkiraan dari metode ini mencerminan asupan garam harian yang tidak dapat diandalkan.

Kami menemukan bahwa menghitung asupan garam dari sampel metode spot urine measurements dapat mengubah hubungan linear antara asupan garam dan mortalitas.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com