KOMPAS.com - Mengikutsertakan anak ke dalam banyak kegiatan di luar jam sekolah diyakini bisa mengasah kemampuan dan bakat si kecil. Entah itu mendaftarkannya ke dalam kursus untuk melatih bakat atau mengajak anak les pelajaran akademik.
Sebenarnya, tidak ada patokan yang jelas kapan waktu yang paling ideal untuk mendaftarkan anak ke dalam kursus atau les. Sah-sah saja jika Anda mengikutsertakan anak kursus sejak kecil,
Akan tetapi, kegiatan tersebut harus disesuaikan dengan kondisi dan usia anak. Jangan memberikan anak kegiatan yang terlalu berat bila usianya masih terlalu dini.
Misalnya anak (usia di bawah 6 tahun) yang masih berada di tahap perkembangan kognitif dan motorik. Pada usia tersebut, anak lebih membutuhkan kegiatan bermain.
Baca juga: Seri Baru Jadi Ortu: Lebih dari Usia 2 Tahun Anak Tak Lagi Butuh Susu
Maka, jika ingin mendaftarkan les atau kursus untuk anak di usia tersebut, carilah yang jenis kegiatan yang mengutamakan pada proses bermain.
Misalnya dibandingkan mengajaknya les berhitung, anak lebih baik diajarkan menyusun balok.
Sedangkan apabila anak sudah berusia 6 tahun atau lebih, anak sudah boleh diikutsertakan les pelajaran ataupun memanggil guru pribadi ke rumah. Ini berlaku jika anak terlihat kesulitan dalam belajar.
Pada intinya ada 3 hal yang harus diperhatikan sebelum memberi kegiatan tambahan pada anak. Berikut adalah hal yang diperhatikan:
Jenis kursus seperti apa yang boleh diberikan pada anak pertama kali?
Untuk pertama kali, sebaiknya anak diberikan kursus yang sesuai dengan minat dan hobinya, sehingga kegiatan ini tidak akan membebani anak. Misalnya Anda boleh mendaftarkan kurus menari, menggambar, atau menyanyi untuk anak.
Calistung (membaca, menulis dan menghitung) juga boleh dilakukan apabila anak mengalami kesulitan mengikuti pelajaran di sekolah. Ini bisa menjadi cara untuk sehingga membantu anak lebih bisa mengikuti pelajaran di sekolah.
Orangtua wajib menyesuaikan dengan tahap perkembangan dan kebutuhan anak. Sebelum mendaftarkan les atau kursus untuk anak, orangtua dapat mengikutsertakan anak pada tes minat dan bakat.
Ini berguna untuk mengetahui kemampuan, minat, dan bakat si kecil. Jadi nantinya, orang tua dapat membantu untuk mengarahkan anaknya ke bidang yang memang mereka minati.
Manfaat mendaftarkan les atau kursus untuk anak tentu saja sangat banyak. Terlebih bila les yang diikuti sesuai dengan perkembangan kebutuhan anak.
Salah satu manfaat les atau kursus adalah dapat membantu anak menggali minatnya sejak dini, sehingga banyak mengetahui variasi kemampuan dan kegiatan.
Selain itu les atau kursus sejak kecil juga dapat mengasah kemampuan anak dengan berbagai kegiatan. Misalnya kegiatan olahraga, musik, seni, atau yang lainnya. Kegiatan ini akan menunjang perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial yang menunjang perkembang si kecil.
Selain itu, jika Anda mendaftarkan anak untuk mengikuti les atau kursus yang berhubungan dengan pelajaran, ini bermanfaat membantu anak jika menghadapi kesulitan dalam pelajaran di sekolah.
Pada prinsipnya, sebaiknya berikan kursus atau les untuk anak saat siap. Pasalnya saat ia belum siap, waktu bermainnya akan hilang.
Hal ini dapat mengakibatkan fase perkembangan si kecil jadi kurang sempurna. Dampaknya, bisa memicu adanya masalah fisik, emosi, dan psikososial.
Contoh anak bisa mengalami masalah fisik, seperti masalah keseimbangan (mudah jatuh) atau tidak selincah teman-teman sebaya lainnya.
Ini karena waktu bermain anak yang seharusnya digunakan stimulasi fisik yang maksimal, malah digunakan untuk mengikuti kegiatan tambahan.
Efek lainnya yang dapat terjadi adalah anak mudah lelah, gampang marah atau sulit mengolah emosi dengan tepat. Selain itu, anak jadi sulit belajar bersosialisasi dengan efektif atau tumbuh menjadi anak yang ragu-ragu.
Apalagi jika ia diikutsertakan dalam kegiatan yang ia tak sukai. Anak tidak akan melakukannya dengan senang hati dan justru bisa membuat si kecil jadi tertekan saat belajar.
Baca juga: Seri Baru Jadi Ortu: 10 Fakta Bayi Baru Lahir yang Jarang Diketahui
Ada cara tersendiri yang bisa orangtua lakukan untuk memaksimalkan perkembangan anak tanpa ikut les.
Caranya, buatlah banyak kegiatan variatif di rumah.
Misalnya olahraga sendiri di rumah, belajar menari dengan menonton dan mencontoh video, membuat kerajinan-kerajinan tangan, eksperimen sains, dan masih banyak lainnya.
Anda dapat mencari bahan dari internet atau buku guna mencari inspirasi belajar sambil bermain untuk anak.
Selain itu, Anda juga bisa mengandalkan peralatan sederhana yang ada di rumah, misalnya menggunakan sedotan warna-warni untuk membuat prakarya.
Hal tersebut mudah dilakukan di rumah tapi tentu dapat membantu mengasah kemampuan anak, khususnya dalam bidang seni.
Nah, maka itu Anda harus tahu dulu minat si kecil di bidang apa. Coba gali lebih dalam apa yang ia suka, karena biasanya bakat dan minat anak yang masih dalam perkembangan masih bisa berubah-ubah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.