Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seri Baru Jadi Ortu: Jangan Keseringan Beri Anak Banyak Mainan

Kompas.com - 23/07/2019, 19:31 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Mainan kadang menjadi simbol sayang yang diberikan orangtua ataupun kerabat pada anak-anak. Saking banyaknya hadiah yang diberikan, tak disangka mainan untuk seorang anak jumlahnya menggunung atau bisa jadi seisi ruangan penuh.

Namun, ada hal yang mungkin tidak kita sadari sebagai orang dewasa. Anak-anak dengan lebih banyak mainan rupanya tidak baik untuk perkembangannya.

Hal ini setidaknya sudah diterbitkan di jurnal Infant Behavior and Development awal tahun ini.

Baca juga: Seri Baru Jadi Ortu: Apakah Bayi Harus Dibedong?

Menurut Psychology Today, anak-anak yang memiliki lebih sedikit mainan lebih fokus, lebih terlibat dalam permainan, lebih kreatif, dan mampu memainkan mainan mereka lebih lama.

"Ada perbedaan signifikan dalam kualitas permainan balita antara yang memiliki banyak mainan dan tidak," tulis kesimpulan tersebut.

Dengan kata lain, lebih sedikit mainan meningkatan fokus dan kegembiraan.

Selain itu, American Academy of Pediatrics (AAP) juga mengeluarkan laporan yang menyebut mainan non elektronik, alias mainan tanpa layar dan aplikasi adalah yang terbaik.

"Mainan terbaik adalah mainan yang mendukung interaksi anak dan orangtua," ungkap Alan Mendelsohn, MD, FAAP seperti dilansir Good Housekeeping, (14/12/2018).

Mendelsohn berkata, jika anak terlalu banyak menonton gadget maka sedikit yang bisa dipelajari mereka.

Namun ketika anak melakukan permainan interaktif dengan orangtua seperti berpura-pura memerankan karakter atau bermain puzzle, ada hal atau wawasan baru yang bisa mereka pelajari.

"Kami yakin, pengalaman bermain lebih bermakna dibanding terus menambah jumlah mainan," tutur Mendelsohn.

Lantas bagaimana jika mainan anak di rumah sudah terlanjur menggunung?

Para ahli sepakat untuk mulai memisahkan mainan mana yang masih berfungsi dan mana yang harus disingkirkan karena rusak.

Ketika anak sudah cukup besar dan sudah mulai bisa memutuskan pilihan, cobalah untuk meminta anak Anda agar bersedia memberikan sebagian mainannya ke orang lain.

"Pastikan anak tahu kemana mainan mereka dibawa pergi. Ini adalah cara terbaik untuk membangun kepedulian dan empati terhadap sesama," ujar psikolog sosial Susan Newman.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau