Alhasil ketika memasuki dunia kerja, banyak milenial yang kemudian menyadari bahwa pekerjaannya tidak sesuai dengan passion-nya dan memutuskan untuk pindah.
Baca juga: Tingkatkan Produktivitas Kerja, Berapa Lama Sebaiknya Tidur Siang?
“Dari data konseling yang kami tangani di upgrad.id selama tahun 2018, dari 1830 konseling, permasalahan terbesar yang dikeluhkan adalah terkait pemilihan karier dan passion,” katanya.
Lantas, bagaimana supaya milenial mau bertahan lebih lama di suatu perusahaan?
Ria berkata bahwa mempertahankan karyawan milenial memang menjadi PR bagi perusahaan.
Pada saat ini, sudah ada beberapa perusahaan besar yang menyadari bahwa kondisi demografis indonesia didominasi milenial. Mereka pun mulai berusaha memahami karakteristik milenial, dan bahkan berusaha menyesuaikan budaya dan gaya kerjanya dengan milenial.
Akan tetapi, bagi perusahaan-perusahaan lainnya yang masih kebingungan menghadapi karyawan milenial, Ria punya beberapa saran:
1. Keterbukaan komunikasi, yang artinya batasan antar jenjang jabatan tidak terlalu kaku.
2. Berikan milenial tantangan.
Pekerjaan yang terlalu monoton cenderung membosankan bagi milenial. Libatkan mereka pada berbagai proyek yang menantang dan membuat mereka merasa berkontribusi. Mendapatkan pengakuan dari hasil kerjanya merupakan salah satu hal yang disukai oleh milenial.
3. Berikan kesempatan untuk mengembangkan diri
4. Berikan pendampingan dalam bentuk coaching dan mentoring.
“Hal ini juga yg menjadi concern (perhatian) kami di upgrad.id sehingga kami membuat program career buddy yang mempertemukan antara profesional dengan mahasiswa maupun fresh graduate. Harapannya, dengan memilih calon karyawan yang tepat dan memberikan pendampingan secara berkala, dapat menekan angka turnover karyawan,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.