Dijelaskan oleh Agus, penyebabnya bukanlah bahan-bahan organik itu sendiri. Namun ketika membusuk, baik karena faktor kelembapan ruangan atau lainnya, bahan-bahan organik bisa menyebabkan polusi udara di dalam ruangan meningkat. Apalagi bila terdapat bakteri atau kuman yang hinggap bahan organik busuk tersebut.
5. Penggunaan furniture
Hitung berapa banyak furnitur yang Anda miliki di rumah, termasuk kursi, meja, lemari, kasur, gorden, mainan, dan lain sebagainya. Agus menyebut bahwa di antara barang-barang ini, gorden sering sekali dihingapi polusi dari luar ruangan atau dalam ruangan.
Pasalnya, ketika jarang dipakai, furnitur akan mengumpulkan polusi udara berupa partikel-partikel debu. Lantas, bukan tidak mungkin partikel debu ini akan bertambah banyak dan menyebar saat Anda menghidupkan kipas angin atau menggoyangnya.
Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Sangat Buruk Sejak Tengah Malam hingga Pagi Ini
6. Ventilasi
Ventilasi merupakan tempat pertukaran udara dari luar ruangan dan di dalam ruangan. Meskipun Anda menganggap rumah telah bersih sempurna, polusi udara yang tidak baik juga bisa masuk dari ventilasi rumah Anda.
Untuk itulah, ada baiknya menutup ventilasi rumah jika udara di luar ruangan memang sedang tidak sehat.
Secara garis beras polusi dalam ruangan dan di luar ruangan itu sama saja. Dampaknya seringkali seperti iritasi, keluhan batuk, napas berat, berdahak, bersin-bersin, serta tenggorokan tidak nyaman atau gatal-gatal.
“Jangan dianggap sepele sumber-sumber polusi udara dalam ruangan ini. Bukan tidak mungkin, hal yang biasa kita hadapi di rumah sendiri adalah tempat bersarang banyak sekali bakteri dan kuman penyebab penyakit,” kata Agus.
Saran dari Agus, bersihkanlah semaksimal mungkin apapun yang ada di rumah atau ruangan kerja di kantor, karena kita tidak pernah tahu bakteri atau kuman dari benda mana yang berkeliling di sekitar udara yang kita hirup.
Baca juga: Para Ahli di Dalam dan Luar Negeri Sepakat, Polusi Udara Mematikan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.