Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memberikan Waktu Menyusui, Untung atau Rugikah Perusahaan?

Kompas.com - 05/08/2019, 17:04 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Lalu, enam dari 10 dari ibu menyusui mengaku tidak memompa ASI di tempat kerja karena terlalu sibuk, takut meninggalkan pekerjaan mereka atau tidak diizinkan atasan. Padahal, idealnya ibu menyusui memompa minimal 2-3 jam sekali agar ASI-nya tetap dapat diproduksi dengan baik.

Diungkapkan dalam acara tersebut, 45 persen pekerja perempuan sektor formal berhenti memberikan ASI eksklusif bahkan sebelum empat bulan setelah kembali dari cuti melahirkan.

Baca juga: ASI, Baiknya Dipompa Pakai Tangan atau Alat?

Memberi banyak manfaat bagi perusahaan

Menurut dokter Ray, fakta-fakta dari penelitian di atas dan bukti klinis hasil penelitian di bawah ini harusnya dapat dipertimbangkan dan dikaji oleh perusahaan mengenai pemberian kebijakan promosi laktasi di tempat kerja.

Selain sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No 15 tahun 2013 tentang petunjuk dukungan laktasi di tempat kerja, bukti klinis menunjukkan bahwa model promosi laktasi juga memberikan keuntungan yang baik bagi dirinya dan tempat kerja.

Model promosi laktasi di tempat kerja terbukti dapat meningkatkan perilaku laktasi yang baik pada pekerja perempuan yang baru kembali dari cuti melahirkan hingga 27 kali lebih besar.

Bahkan, para pekerja yang mendapatkan model promosi laktasi enam kali lebih mungkin untuk berhasil memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

51 persen dari mereka juga terbukti memiliki kesehatan reproduksi yang lebih baik.

Di samping, para pekerja perempuan di perusahaan yang menerapkan model promosi laktasi terbukti delapan kali lebih produktif untuk mencapai target kerja. 91 persen juga lebih jarang absen dengan tingkat kehadiran 80 persen.

"Banyak perusahaan di Eropa telah melakukan promosi laktasi kepada pekerja perempuan menyusui, dan hasilnya produktivitas pekerja meningkat, serta keuntungan perusahaan juga akan bertambah. Inilah yang harus di pertimbangkan kembali perusahaan di negara kita," kata dokter Ray.

Baca juga: Begini Cara Tepat Menyimpan ASI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com