Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/08/2019, 20:04 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kesibukan bekerja dan membagi waktu untuk menyusui bayi bagi ibu yang baru melahirkan sering menjadi dilema. Pilihannya adalah membawa bayi bekerja atau memompa ASI untuk dititipkan dan diberikan kepada bayinya.

Jika memilih yang kedua, banyak ibu bekerja yang kemudian menjadi galau: Lebih baik pakai tangan atau alat, ya? Lalu, menyimpannya bagaimana?

Berikut pemaparan dr I.G.A.N Partiwi Sp A MARs, pakar laktasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), mengenainya.

Baca juga: Misteri Tubuh Manusia: Bagaimana Sih ASI Diproduksi?

Memompa pakai tangan vs pakai alat

Menurut dr Partiwi, cara memompa ASI yang terbaik ialah langsung dengan tangan. Pasalnya, memompa ASI dengan tangan lebih higienis daripada menggunakan alat jika sebelum memompa, Anda mencuci tangan terlebih dahulu.

Selain itu, memompa menggunakan tangan juga dapat menghasilkan ASI yang lebih banyak dan menyehatkan payudara karena pemijatan akan merangsang keluarnya hormon prolaktin dan memastikan payudara benar-benar kosong.

Sebaliknya, memompa dengan alat, baik yang manual ataupun otomatis, menurut Partiwi punya banyak kendala. Selain tidak semua ibu bisa membeli alat tersebut, alat pompa juga berisiko terkena kuman ataupun bakteri.

Jadi, jika Anda tetap ingin menggunakan pompa ASI, pastikan Anda sudah membersihkannya terlebih dahulu agar kuman atau bakteri jahat tidak masuk bersama dengan ASI ke dalam tubuh bayi dan menyebabkan penyakit.

Baca juga: Terbukti, Daun Katuk Tingkatkan Produksi ASI pada Ibu Menyusui

Cara menyimpan ASI yang benar

Jika Anda sudah memompanya, maka langkah berikutnya yang harus diperhatikan adalah menyimpannya. Pasalnya, jangan sampai jerih payah Anda jadi sia-sia karena cara penyimpanan yang salah.

Dokter Partiwi berkata bahwa menyimpan ASI hasil perah sebenarnya punya takaran derajat suhu, tetapi tidak semua orang bisa paham dan mengerti.

"Untuk itu, lebih mudah ingat dan paham peraturan menyimpan ASI perah ini, kalau saya bilang ini 'aturan dua' namanya," jelas dokter.

Aturan dua yang dimaksudkan ialah, jika Anda menyimpan ASI di bagian atas kulkas dua pintu (freezer), maka ASI akan bertahan selama dua bulan.

Jika Anda menyimpannya pada kulkas yang satu pintu di bagian beku, maka hanya bertahan dua minggu.

Selanjutnya jika Anda menyimpan di kulkas bagian bawah atau yang bukan freezer, maka ASI hanya akan bertahan selama dua hari.

Lantas jika setelah diperah ASI dibiarkan di luar kulkas pada suhu ruang hangat, maka ASI hanya akan bertahan dua jam saja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau