Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Orang Pura-pura Mati di Sampang, Bagaimana Sains Melihat Mati Suri?

Kompas.com - 31/07/2019, 08:05 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com – Robi Anjal (38) asal Pontianak mengejutkan warga Sampang, Jawa Timur karena pura-pura mati. Robi ketahuan karena saat kakinya digelitik, dia tiba-tiba bangun dan terjatuh dari ranjang ambulans. Akibat aksinya, dia pun dilaporkan ke polisi oleh warga.

Meskipun Robi cuma pura-pura mati, sebetulnya kasus orang mati kemudian hidup lagi lumayan sering terjadi di seluruh penjuru dunia.

Salah satu kasus mati suri yang paling terkenal adalah kejadian tahun 2014 ketika seorang wanita Polandia berusia 91 tahun, Janina Kolkiewicz, mengejutkan keluarganya karena tiba-tiba bangun di kamar mayat. Padahal, wanita itu telah dinyatakan mati secara klinis dan disimpan selama 11 jam di dalam ruang berpendingin.

Pada bulan Januari tahun yang sama, seorang pria Kenya berusia 24 tahun bangun di kamar mayat 15 jam setelah dinyatakan meninggal karena meminum cairan insektisida. Lalu pada bulan Maret 2014, Walter Williams yang berusia 78 tahun juga ditemukan hidup kembali beberapa saat sebelum petugas pemakaman mengawetkan tubuhnya.

Baca juga: Bisakah Mati Suri Dijadikan Bukti Adanya Alam Baka?

Dalam artikel The Guardian, 14 November 2014, Carla Valentine dari Barts Pathology Museum menjelaskan bahwa ketiga kasus ini punya satu kesamaan: mereka mungkin sebetulnya tidak benar-benar mati.

Kolkiewicz memiliki detak jantung yang sangat lemah karena masalah kesehatannya, sedangkan pria Kenya diberi atropine yang memperlambat detak jantung oleh petugas medis untuk menangkal cairan insektisidanya. Dalam kasus Williams, orang yang menyatakannya mati belakangan ditemukan bukan lulusan medis.

Apa yang diungkapkan oleh Valentine ini senada dengan penemuan Mark Crislip, seorang dokter di Oregon Emegency Room.

Crislip menelaah hasil elektroensefalograf (EEG) yang merekam aktivitas elektrik di sepanjang kulit kepala dan mengukur fluktuasi tegangan yang dihasilkan oleh arus ion di dalam otak para pasien yang disebut mati suri. Dia menemukan bahwa mayoritas pasien-pasien ini tidak benar-benar mati.

Baca juga: Kisah 154 Orang yang Mati Suri Diungkap, Ini yang Mereka Alami...

"Hanya sedikit yang memiliki garis datar atau benar-benar mati. Kondisi itu hanya terjadi selama 10 detik sebelum sadar. Anehnya, aliran darah sesedikit apapun masih dapat menjaga normalitas EEG," ujar Crislip, seperti dilansir dari Big Think, 11 Januari 2018.

Kesalahan-kesalahan para ahli dalam memutuskan apakah seseorang telah mati atau tidak. bisa jadi disebabkan oleh bagaimana komunitas medis mendefinisikan kematian itu sendiri.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau