Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selatan Jawa Berpotensi Alami Tsunami, Begini Cara Ahli Menghitungnya

Kompas.com - 29/07/2019, 18:29 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Dalam melakukan riset, para ahli memiliki prosedur laboratorium dengan berbagai syarat ketat supaya tidak jauh perbedaannya dengan nanti di lapangan.

Syarat itu antara lain, data harus valid dan skenario yang dibangun harus menunjukkan skenario terburuk atau maksimum.

"Model simulasi seperti ini sangat bermanfaat karena sebetulnya di dalam mitigasi, yang paling penting di hulu atau awalnya, harus mengetahui ancaman potensi," ujar Widjo.

"Seperti khusus untuk selatan Jawa kemarin (magnitudo) 8,8. Kemudian hasil lain kira-kira tinggi maksimalnya (tsunami) 20 meter di sekitar DIY, 30 menit sampai di pantai, dan penetrasinya bisa tiga sampai empat kilometer," imbuh Widjo.

Baca juga: Mengenal Sosok Widjo Kongko, Mengabdi untuk Memahami Tsunami

Widjo menceritakan, saat dia menjelaskan tak sedikit awak media yang menanyakan kapan hal terjadi.

Dia menjelaskan, untuk gempa dan tsunami tidak bisa diprediksi, tapi dicari bagaimana potensinya.

"Kalau parameternya waktu, untuk gempa bumi dan tsunami masih belum bisa," terang dia.

"Lokasi mungkin, kita bisa melihat potensi yang paling mungkin. Namun untuk kapan, tidak bisa dihitung meski ada siklusnya," imbuh dia.

Widjo mengatakan, potensi ini dikeluarkan untuk membuat pemerintah daerah dan masyarakat saling bersiap. Pemda memiliki anggaran untuk tanggap bencana, masyarakat pun siap dan tahu apa yang harus dilakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau