Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Sosok Widjo Kongko, Mengabdi untuk Memahami Tsunami

Kompas.com - 29/07/2019, 14:06 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

"Saya benar-benar tersentuh. Mulai dari masyarakat, pemerintah, dan semua saling bahu membahu untuk melakukan tanggap darurat di Aceh dan Nias juga pada 2005. Itu luar biasa. Namun effort mereka bisa sia-sia, jika hal ini (kejadian tsunami) terulang terus," imbuh Widjo dengan mata berkaca-kaca.

Oleh karena itu, dia berpikir ada masyarakat ilmiah yang dapat memikirkan dan memproyeksi apa yang akan terjadi di masa depan.

"Ini juga yang membuat saya mengambil S3 bidang ini (tsunami)," ungkap Widjo yang mengambil S3 di Leibniz University Hannover Jerman.

Pernah salah prediksi dan jadi batu loncatan

Pria yang kini menjabat sebagai kepala Seksi Program dan Jasa Teknologi Balai Teknologi Infrastruktur dan Dinamika Pantai, BPPT, ingat betul ketika dia meneliti pasca tsunami Aceh, ada seorang warga yang menanyakan apakah gempa sebesar Aceh mungkin terjadi lagi dalam waktu dekat atau tidak.

Kala itu, Widjo bersama rekannya ahli dari AS berkata, peristiwa serupa tidak mungkin terjadi lagi. Dia mengatakan, mungkin akan terjadi lagi tapi masih ratusan tahun ke depan.

Nyatanya pada Maret 2005, gempa berkekuatan M 8,7 mengguncang Nias, Sumatera Barat. Saat itu episenter gempa berada 30 km di bawah Samudera Hindia dengan jarak 200 kilometer sebelah barat Sibolga, Sumatera.

Getaran gempa ini dirasakan hingga Bangkok, Thailand, sekitar 1.000 km jauhnya.

"Ketika saya ke sana, melihat rumah sudah rata dengan tanah. Saya merasa informasi yang disampaikan sebelumnya keliru. Saya tidak memberi informasi yang komprehensif, bahwa siklus gempa tidak melulu berjarak lama. Bisa saja sesar yang ada di dekatnya ikut terangsang untuk jadi gempa baru," ujar Widjo.

Hal inilah yang semakin membuatnya ingin mendalami lagi soal tsunami. Pada 2007 dia pun mengambil pendidikan S3 soal peringatan dini tsunami di Leibniz University Hannover Jerman.

Baca juga: Viral Potensi Tsunami Selatan Jawa, LIPI Bikin Peta Rendaman Skala 1:10.000

Bagi Widjo, mempelajari tsunami adalah passion yang timbul karena kondisi-kondisi yang dialaminya.

"Saya terjun ke masyarakat, saya melihat duka, lara, pilu mereka dalam menjalani pasca bencana, dan kemudian ada satu dorongan bahwa harus ada yang memahami lebih tentang ini (tsunami) supaya nanti jika ada bahaya tidak sedemikian parah seperti saat kejadian di Aceh," tutup Widjo.

Widjo tercatat sudah menghasilkan lebih dari 30 penelitian. Karya-karya Widjo banyak dijadikan rujukan oleh banyak pihak.

Setidaknya ada tiga karya Widjo yang telah dikutip lebih dari 100 kali. Misalnya A 1.000-year sediment record of tsunami recurrence in northern Sumatra; Extreme runup from the 17 July 2006 Java tsunami; dan Northwest Sumatra and offshore islands field survey after the December 2004 Indian Ocean tsunami.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau