Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kualitas Udara Jakarta Sangat Buruk Sejak Tengah Malam hingga Pagi Ini

Kompas.com - 25/07/2019, 10:37 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Berkaitan dengan cuaca yang mungkin menjadi penyebab buruknya kualitas udara di Jakarta sejak tadi malam, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta pernah mengeluakan data bahwa ada empat sumber pencemar udara ibu kota.

Angka tertinggi adalah transportasi darat dengan presentase 75 persen, kemudian pembangkit listrik dan pemanas dengan presentase 9 persen, terakhir pembakaran industri dan pembakaran domestik masing-masing 8 persen.

Sementara untuk dugaan cuaca memengaruhi kualitas udara di Jakarta pada malam hari, Bondan meminta Kompas.com untuk menanyakan langsung ke BMKG.

"Kalau dugaan yang cuaca, baiknya BMKG sih yang menjawab karena mereka yang punya data," imbuh Bondan.

Namun, hingga berita ini ditayangkan, BMKG belum memberikan jawaban atas hal tersebut. Perkembangan terbaru akan segera kami sampaikan.

Masih menurut keterangan KLHK, ISPU dengan angka 0-50 menunjukkan kualitas udara baik, 51-100 artinya sedang, 101-199 berarti tidak sehat, 200-299 sangat tidak sehat, dan lebih dari 300 berbahaya.

Menurut KLHK, ISPU adalah angka yang tidak mempunyai satuan yang menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di lokasi dan waktu tertentu yang didasarkan pada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika, dan makhluk hidup lain.

ISPU diatur dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 45 Tahun 1997 tentang Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU), dan data ISPU diperoleh dari pengoperasian Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) ambien otomatis.

Parameter ISPU sendiri terdiri dari partikulat (PM10), Karbon Monoksida (CO), Sulfur dioksida (SO2), Nitrogen dioksida (NO2) dan Ozon (O3).

Mengenal AQI yang jadi acuan AirVisual

Berdasar keterangan laman airnow.gov, penghitungan AQI berdasarkan lima polutan udara utama, yakni ozon tingkat dasar, polusi partikel, karbon monoksida, sulfur dioksida, dan nitrogen dioksida.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com