KOMPAS.com - Beberapa hari belakangan, berabagai pemberitaan media tertuju pada beberapa selebritas yang tertangkap tangan memiliki dan menggunakan narkoba. Pekan lalu, komedian Nunung ditangkap atas penyalahgunaan sabu-sabu.
Kemarin, Selasa (23/07/2019), artis peran Jefri Nichol ditangkap atas kepemilikian ganja. Kedua selebritas tersebut menggunakan narkotika dengan alasan berbeda.
Narkotika sendiri sebenarnya bukan hal baru dalam peradaban manusia. Sudah sejak lama, narkotika dikenal manusia untuk berbagai kegunaan.
Merangkum dari Encyclopedia Britanica, narkotika memiliki definisi sebagai obat yang menghasilkan analgesia (penghilang rasa sakit), narkosis (rasa tidur atau pingsan), dan kecanduan.
Baca juga: Nunung dalam Kasus Narkoba, Begini Sejarah Pemakaian Sabu dan Efeknya
Tak hanya itu, bagi beberapa orang, narkotika menghasilkan euforia atau perasaan gembira berlebih. Fungsi ini sering disebut sebagai fungsi rekreasi dari narkotika.
Fungsi rekreasi inilah yang sering kali dicari oleh pengguna narkotika.
Jika merunut sejarah, fungsi rekreasi ini telah dimanfaatkan sejak ribuan tahun lalu.
Di zaman kuno, tepatnya tahun 3400 sebelum masehi (SM), orang sudah mengenal narkotika dari sumber opium merah. Catatan paling awal mengenai opium berasal dari peradaban Mesopotamia, tepatnya bangsa Sumeria (saat ini Irak dan Kuwait).
Saat itu, opium yang berasal dari bunga poppy disebut dengan "tanaman sukacita". Julukan tersebut menandakan bahwa sejak dahulu kala, orang mengenal narkotika dari fungsi rekreasinya.
Penanam bunga poppy kemudian menyebar ke Yunani Kuno, Persia, dan Mesir. Persebaran inilah yang kemudian membuat beberapa orang mulai menyadari fungsi lain opium selain rekreasi.
Sekitar tahun 1333-1324 SM, di bawah pemerintahan Raja Tutankhamen, bangsa Mesir Kuno mulai mengetahui fungsi medis opium.
Tapi jangan dibayangkan fungsi medisnya sudah diketahui cukup detail seperti saat ini.
Dulu, masyarakat Mesir Kuno menggunakan opium untuk membantu gangguan tidur, menghilangkan rasa sakit, bahkan menenangkan anak-anak yang menangis.
Baru pada tahun 400 SM, referensi medis untuk opium lebih jelas karena paparan HIppocrates. Opium, kala itu, mulai digunakan untuk anestesi selama operasi.
Baca juga: Jefri Nichol Ditahan karena Ganja, Obat Ini Berisiko Picu Skizofrenia
Terlepas dari fungsi medisnya, masyarakat juga masih menggunakannya untuk rekreasi. Masyarakat tersebut belum menyadari efek kecanduan dari narkotika.