“Para subyek lebih tertarik pada stimuli intrapersonal dan gagal mengerjakan performa tugas, sehingga menyebabkan alokasi sumber daya untuk tugas yang tidak mencukupi dan performa sub-optimal,” tulis para peneliti.
Efek jangka panjang
Ganja tidak hanya memengaruhi otak pada saat mabuk saja. Dalam jangka panjang, ganja juga bisa mengubah kerja otak secara permanen.
Hal ini diungkapkan oleh sebuah studi tahun 2014 yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.
Dalam studi tersebut, para peneliti membandingkan pencitraan fMRI antara 48 pengguna reguler ganja dan 62 orang yang bukan pengguna.
Hasilnya menunjukkan bahwa pengguna ganja jangka panjang memiliki lebih sedikit materi abu-abu pada bilateral orbitofrontal gyri, area otak yang berfungsi untuk membuat keputusan dan memproses emosi. Namun menariknya, pengguna ganja juga memiliki lebih banyak konektivitas struktural pada area jaringan korteks orbitofrontal.
Menurut para peneliti, hal ini mungkin dikarenakan oleh kemampuan adaptasi otak yang manusia yang begitu dinamis dan kompleks. Untuk mengompensasikan kekurangan pada satu sisi, otak kemudian meningkatkan sisi lainnya.
Baca juga: Jefri Nichol Ditahan karena Ganja, Obat Ini Berisiko Picu Skizofrenia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.