Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jefri Nichol Ditangkap karena Ganja, Foto MRI Tunjukkan Otak Pemakai Zat ini

Kompas.com - 24/07/2019, 17:06 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

Sumber Inverse

KOMPAS.com – Artis peran Jefri Nichol ditangkap terkait penggunaan ganja. Pada saat penangkapan, dia sedang membawa 6,01 gram ganja. Hasil tes urin juga menunjukkan bahwa idola remaja tersebut positif mengonsumsi ganja.

Ganja telah lama diketahui dapat mengubah persepsi seseorang akan dirinya dan dunia di sekelilingnya. Namun, bagaimana ganja memengaruhi otak sehingga persepsi berubah baru diketahui belakangan ini.

Salah satunya lewat sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal PLOS One pada 2013. Dalam studi tersebut, para peneliti meminta partisipan untuk merokok ganja dan berolahraga. Kelompok eksperimen diberi ganja benaran, sedangkan kelompok kontrol diberi ganja plasebo.

Hasil citera fMRI menunjukkan bahwa zat delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) di dalam ganja menurunkan aliran darah pada area anterior insula, dorsomedial thalamus dan striatum di otak.

Baca juga: Soal Kasus Jefri Nichol, Ini 11 Daftar Negara yang Melegalkan Ganja

Padahal, anterior insula diasosiasikan dengan fungsi otak untuk memulai aksi berdasarkan keadaan fisik, sedangkan dorsomedia thalamus diasosiasikan dengan memori dan kognisi. Lalu, striatum diasosiasikan dengan reward dan pembuatan keputusan.

Selain itu, terjadi juga penurunan aktivitas di di korteks dorsolateral prefrontal yang terlibat dalam kalkulasi risiko untuk membuat keputusan ketika seseorang mabuk ganja.

Melihat hal ini, para peneliti pun mengonklusikan bahwa orang yang mabuk ganja mengalami gangguan pada saliency detection atau kemampuan untuk menentukan apakah yang dilihatnya penting atau tidak.

Artinya, seseorang yang mabuk ganja bahkan mengalami kesulitan untuk mengetahui apa yang sedang dilihat dan tindakan apa yang harus diambil untuk meresponsnya.

Hal ini mungkin tidak akan menjadi masalah bila pengguna ganja sedang berada di rumah. Namun karena kemampuan memproses kognisi dan pengenalan visualnya menurun, seseorang yang mabuk ganja bisa jadi tidak bereaksi cukup cepat ketika menyetir.

Baca juga: Jefri Nichol Ditangkap Bukan Masalah Ganja, tapi Zamannya

Sebaliknya, pola area otak yang teraktifkan ketika mabuk ganja menunjukkan bahwa penggunanya lebih peduli terhadap dunia internal daripada dunia eksternal.

“Para subyek lebih tertarik pada stimuli intrapersonal dan gagal mengerjakan performa tugas, sehingga menyebabkan alokasi sumber daya untuk tugas yang tidak mencukupi dan performa sub-optimal,” tulis para peneliti.

Efek jangka panjang

Francesca M. Filbey, Sina Aslan, Vince D. Calhoun, Jeffrey S. Spence, Eswar Damaraju, Arvind Caprihan, and Judith Segall Foto fMRI yang menunjukkan efek penggunaan ganja jangka panjang.

Ganja tidak hanya memengaruhi otak pada saat mabuk saja. Dalam jangka panjang, ganja juga bisa mengubah kerja otak secara permanen.

Hal ini diungkapkan oleh sebuah studi tahun 2014 yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

Dalam studi tersebut, para peneliti membandingkan pencitraan fMRI antara 48 pengguna reguler ganja dan 62 orang yang bukan pengguna.

Hasilnya menunjukkan bahwa pengguna ganja jangka panjang memiliki lebih sedikit materi abu-abu pada bilateral orbitofrontal gyri, area otak yang berfungsi untuk membuat keputusan dan memproses emosi. Namun menariknya, pengguna ganja juga memiliki lebih banyak konektivitas struktural pada area jaringan korteks orbitofrontal.

Menurut para peneliti, hal ini mungkin dikarenakan oleh kemampuan adaptasi otak yang manusia yang begitu dinamis dan kompleks. Untuk mengompensasikan kekurangan pada satu sisi, otak kemudian meningkatkan sisi lainnya.

Baca juga: Jefri Nichol Ditahan karena Ganja, Obat Ini Berisiko Picu Skizofrenia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Inverse
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com