Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kajian NASA Buktikan Proyek Lidah Mertua Pemprov DKI Salah Kaprah

Kompas.com - 22/07/2019, 19:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Meski lebih hemat energi, inovasi ini justru menimbulkan masalah kesehatan baru. Penduduk AS menjadi kekurangan oksigen, saluran pernapas terganggu, sinus, membuat mata gatal, ruam kulit, sakit kepala, hingga mengembangkan kanker tertentu.

Berangkat dari masalah ini, NASA bekerja sama dengan Associated Landscape Contractors of America (ALCA) mencari solusi untuk menghilangkan berbagai faktor risiko yang menimbulkan masalah pada kesehatan itu.

Selama dua tahun NASA dan ALCA mencari tahu efek tanaman hias pada ruangan sebagai solusi untuk memerangi polusi udara dalam ruangan.

Penting juga untuk menyadari bahwa para ilmuwan tidak hanya mempelajari tanaman. Studi mereka berfokus pada efek dari ukuran daun tanaman, sistem akar mereka, tanah tempat mereka ditanam dan mikroorganisme yang tumbuh di tanah.

"Dalam studi ini, daun, akar, tanah, dan mikroorganisme terkait tanaman lidah mertua telah dievaluasi sebagai cara yang mungkin dilakukan untuk mengurangi polutan udara dalam ruangan," tulis ahli NASA dalam abstrak temuan mereka pada 1989.

Semua faktor ini penting ketika mempertimbangkan apakah atau tidak dan seberapa banyak tanaman rumah dalam ruangan mempengaruhi kualitas udara dalam ruangan.

Faktor lain dari penelitian ini yang sering dilewati adalah penggunaan sirkulasi udara dan filtrasi karbon dalam kombinasi dengan tanaman sebagai cara menghilangkan polutan udara dalam ruangan yang kuat seperti radon, pelarut organik, dan asap rokok.

"Kombinasi dari sistem penyaringan karbon aktif, aerasi kuat, dan tanaman rumah menghasilkan dekontaminasi udara yang sangat efektif," terang penjelasan di Plant Care Today.

Udara bergerak melalui filter karbon yang memungkinkan sejumlah besar kontaminan diserap oleh karbon dan ditahan untuk diproses lebih lanjut oleh pabrik.

Baca juga: Darurat Polusi Udara Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup Gagal Komunikasikan

Karena alasan ini pula, Bondan Ariyanu selaku Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia mengatakan, lidah mertua sebagai solusi pengurangan polusi udara Jakarta kurang tepat.

"Hal yang semestinya dilakukan pemerintah DKI adalah mengendalikan langsung sumber pencemarnya," ungkap Bondan kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Senin (22/7/2019).

Untuk itu, Bondan menyarankan pemerintah agar mau turun langsung ke lapangan dan melakukan sosialisasi pada warga Jakarta tentang bahaya membakar sampah, atau ke kawasan industri untuk mengecek apakah emisinya melebihi baku mutu atau tidak.

"Beri tilang atau tindakan tegas pada kendaraan umum dan pribadi yang masih ngebul knalpotnya," ujar Bondan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau