KOMPAS.com - Pada masa kini, semakin banyak orang memiliki fobia. Fobianya pun beragam, dari ketinggian, tempat gelap hingga serangga.
Seorang pembaca Kompas.com yang bernama Pandapotan Lubis tiba-tiba mengalami fobia pada nasi. Hal itu dituturkannya ke subrubrik Halo Prof:
"Dok, saya ada keluhan tentang fobia nasi. Awalnya sejak bukan puasa lalu waktu makan sahur. Waktu itu, nasinya lembek namun belum masak betul, diperparah dengan lauknya yang tidak membangkitkan selera makan."
"Sejak itu, setiap mencoba mengambil nasi untuk dimakan, langsung mual menyerang dan batal makan. Tetapi (saya) masih bisa menerima olahan beras seperti bubur dan lontong. Terima kasih."
Baca juga: Halo Prof! Bagaimana Cara Sembuhkan GERD yang Bikin Cemas dan Begah?
Keluhannya ditangapi oleh dr. Leonardi A. Goenawan, Sp. KJ, Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa dari RS Pondok Indah – Puri Indah dan RS Pondok Indah – Bintaro Jaya. Berikut paparannya:
Halo, Bapak Pandapotan Lubis!
Sebelum menjelaskan mengenai kondisi yang Bapak alami, pertama-tama saya jelaskan terlebih dahulu definisi fobia ya.
Fobia adalah suatu bentuk gangguan kecemasan yang memiliki ciri khas, yaitu adanya rasa takut berlebihan (intense) dan tidak rasional terhadap situasi tertentu, obyek, makhluk hidup (kucing, laba-laba, dan sebagainya) atau tempat tertentu.
Fobia sendiri bisa dibagi sebagai berikut:
Baca juga: Halo Prof! Makan Apa supaya Berat Badan Bertambah?
Apabila seorang penderita fobia berhadapan dengan obyek fobianya, maka akan timbul berbagai gejala fisik seperti keringat berlebihan, napas pendek dan cepat, kadang seperti sulit bernapas, jantung berdebar-debar, gemetaran, sensasi panas atau dingin pada sebagian atau seluruh tubuh.
Selain itu, penderita bisa merasa tercekik, nyeri dada, mual, kesemutan, mulut kering, mengalami kebingungan atau disorientasi, pusing atau sakit kepala.
Berdasarkan gejala yang Bapak sampaikan, tampaknya yang Bapak alami bisa dikategorikan sebagai suatu fobia spesifik ringan.
Dianggap spesifik, karena hanya terhadap nasi saja reaksi sistem pencernaan tersebut timbul; dan dianggap ringan karena intensitas yang relatif ringan, yaitu hanya berupa mual saat bertemu dengan nasi, namun masih bisa mengonsumsi olahan beras lainnya, juga tidak banyak gejala lainnya yang menyertai.
Selain itu, tidak disampaikan adanya gangguan fisik lain yang sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.
Baca juga: Halo Prof! Apa Efeknya Menelan Buih Pasta Gigi pada Gigi Balita?
Hingga saat ini fobia dianggap disebabkan oleh interaksi yang kompleks antara pengalaman masa kecil, regulasi neurotransmitter (khususnya serotonin) di otak dan genetik seseorang.