Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan atau berpotensi berbahaya akan disimpan di area tertentu di otak. Bila suatu ketika di kemudian hari kita menghadapi peristiwa yang dianggap mirip dengan memori tersebut, maka tubuh akan bereaksi kurang lebih sama seperti pada saat menghadapi kejadian tersebut di masa lampau.
Pada fobia, area tersebut akan diaktivasi secara tidak wajar, sehingga seakan-akan kejadian yang sama terulang (setiap bertemu nasi, seperti merasakan "nasi lembek yang belum masak betul").
Para peneliti menemukan bahwa fobia dan gangguan kecemasan lainnya berhubungan dengan bagian otak yang bernama amygdala. Saat amygdala bereaksi, maka akan memicu lepasnya hormon-hormon ‘fight-or-flight’, yang membuat tubuh dalam kondisi siaga dan keadaan stres. Kondisi tersebut biasa Bapak alami berupa gejala mual.
Apabila fobia tidak dianggap mengganggu aktivitas sehari-hari, biasanya dapat hilang dengan sendirinya secara bertahap.
Baca juga: Halo Prof! Bahayakah Bila Sering Nyeri Dada Mendadak?
Bapak bisa mulai sedikit demi sedikit mencoba merasakan kembali tekstur nasi yang biasa Bapak kenali dengan baik – yang sesuai dengan pengalaman positif Bapak terhadap nasi. Lama kelamaan, Bapal akan kembali terbiasa dan tidak lagi merasakan mual.
Bila kondisi tersebut sulit ditangani dan mulai mengganggu kegiatan harian Bapa, maka psikiater atau psikolog bisa membantu Bapak dengan beberapa metode terapi seperti terapi kognitif dan perilaku (CBT) dan/atau obat yang mengembalikan keseimbangan neurotransmiter yang terganggu.
Tujuan terapi tersebut adalah untuk menurunkan ketakutan atau kecemasan dan membantu penderitanya kembali menguasai reaksi tubuhnya bila berhadapan dengan obyek fobianya.
Demikian penjelasan dari saya, semoga dapat membantu memulihkan kondisi Bapak dan lebih memahami kondisi fobia yang Bapak alami, ya. Salam sehat.
dr. Leonardi A. Goenawan, Sp. KJ
Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa
RS Pondok Indah – Puri Indah dan RS Pondok Indah – Bintaro Jaya
Punya pertanyaan terkait kesehatan dan sains yang membuat Anda penasaran? Kirimkan pertanyaan Anda ke haloprof17@gmail.com untuk dijawab oleh ahlinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.