Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/05/2019, 17:05 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Editor

KOMPAS.com - Seorang pembaca Kompas.com, Ikham, adalah ayah dari balita yang berusia dua tahun. Sama seperti kebanyakan ayah lainnya, Ikham punya banyak pertanyaan mengenai cara-cara mengoptimalkan kesehatan balitanya.

Dia menulis ke rubrik Halo Prof!:

"Mohon info... Apakah benar kalo anak usia sekitar dua tahun, kalau pas gosok gigi menelan buih-buih pasta gigi akan menyebabkan pertumbuhan giginya tidak sempurna karena kandungan flouride yang tertelan?"

Pertanyaan Ikham dijawab oleh drg. Theresia Dhearine Pratiwi, Sp. KGA, Dokter Gigi Spesialis Kedokteran Gigi Anak di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya. Berikut paparannya:

Baca juga: Halo Prof! Bahayakah Bila Sering Nyeri Dada Mendadak?

Halo Bapak Ikham, terima kasih atas pertanyaan Bapak. 

Kandungan fluoride di dalam pasta gigi berfungsi untuk mencegah gigi berlubang dan menambah kekuatan enamel gigi (lapisan luar gigi yang bisa dilihat). Selain di dalam pasta gigi, fluoride juga dapat ditemukan di dalam makanan dan air minum. Perbedaannya adalah kadar fluoride di dalam pasta gigi biasanya lebih tinggi.

Anak di bawah usia tiga tahun disarankan sudah mendapat fluoride dari pasta gigi, namun dengan jumlah yang sangat sedikit. Rekomendasinya adalah sebesar butiran beras (kandungan fluoride sekitar 0,1 mg).

Menelan fluoride dalam jumlah sedikit umumnya tidak memberi dampak pada tumbuh kembang gigi geligi anak.

Baca juga: Halo Prof! Sebaiknya Makan Apa Saat Lapar Tengah Malam?

Akan tetapi, jika anak rutin menelan pasta gigi ber-fluoride dengan jumlah yang jauh melebihi dari yang dianjurkan (dosis maksimum fluoride 5 miligram per kilogram berat anak), maka dapat terjadi gangguan pada enamel gigi, yaitu berupa fluorosis atau gambaran noda putih pada gigi. 

Agar Bapak dan si kecil bisa mendapatkan edukasi cara menyikat gigi dan berkumur yang tepat, sebaiknya ajak si kecil memeriksakan kondisi gigi geliginya ke dokter gigi spesialis kedokteran gigi anak.

Apabila si kecil sudah biasa ke dokter gigi, ketakutan atau kekhawatirannya ketika bertemu dokter gigi juga akan berkurang. Hal ini pun bisa membantu memonitor kesehatan mulut dan perkembangan giginya.

Pemeriksaan kesehatan gigi si kecil bisa dimulai sejak ia berusia enam bulan atau ketika tumbuh gigi pertama kali, dan sebaiknya rutin cek ke dokter gigi setiap enam bulan sekali ya.

Demikian uraian dari saya, semoga dapat membantu Bapak dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut si kecil.

drg. Theresia Dhearine Pratiwi, Sp. KGA

Dokter Gigi Spesialis Kedokteran Gigi Anak

RS Pondok Indah – Bintaro Jaya

Punya pertanyaan terkait kesehatan dan sains yang membuat Anda penasaran? Kirimkan pertanyaan Anda ke haloprof17@gmail.com untuk dijawab oleh ahlinya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Bagaimana Cincin Saturnus Terbentuk?

Bagaimana Cincin Saturnus Terbentuk?

Fenomena
Mengatasi Polusi Udara Dengan Teknologi Plasma

Mengatasi Polusi Udara Dengan Teknologi Plasma

Fenomena
Bagaimana Seharusnya Sampah Dipilah?

Bagaimana Seharusnya Sampah Dipilah?

Kita
Bagaimana Terumbu Karang Terbentuk?

Bagaimana Terumbu Karang Terbentuk?

Oh Begitu
Apa Itu BPA dan Dampaknya bagi Kesehatan?

Apa Itu BPA dan Dampaknya bagi Kesehatan?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Tawar Terbesar di Dunia?

Apakah Ikan Air Tawar Terbesar di Dunia?

Fenomena
Apa Saja Dampak Siklon Tropis terhadap Wilayah Indonesia?

Apa Saja Dampak Siklon Tropis terhadap Wilayah Indonesia?

Fenomena
Fakta-fakta Menarik Kentut, Soda Bikin Lebih Sering Kentut (Bagian 2)

Fakta-fakta Menarik Kentut, Soda Bikin Lebih Sering Kentut (Bagian 2)

Oh Begitu
Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Kita
Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Oh Begitu
Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Oh Begitu
8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

Oh Begitu
Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Oh Begitu
Mengapa Tidak Ada Narwhal di Penangkaran?

Mengapa Tidak Ada Narwhal di Penangkaran?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com