Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Cara Jalan Kaki untuk Turunkan Berat Badan?

Kompas.com - 02/07/2019, 17:06 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

Sport therapy adalah program pengobatan yang menggunakan olahraga terukur untuk meningkatkan derajat kesehatan seseorang, serta membantu proses penyembuhan obesitas dan penyakit-penyakit terkait, seperti diabees, kolesterol tinggi dan hipertensi.

Bila sudah terukur menggunakan sport therapy, jalan kaki pun bisa diperberat, misalnya dengan menambahkan high intensity interval training (HIIT).

“Jalannya jalan biasa, kemudian jalan cepat, jalan biasa, jalan cepat. Jalan biasa 1,5 menit, jalan cepat setengah menit. Untuk kecepatannya, 4 mil per jam (mph) pada waktu jalan biasa dan 7 mph waktu jalan cepat,” jelas Michael.

Dokter spesialis olahraga ini tidak merekomendasikan jalan cepat secara terus-menerus karena dapat menyebabkan defisit kalori. Dia juga tidak menyarankan lari bagi orang yang obesitas karena benturan pada lutut yang mencapai empat kali lipat berat badan bisa menyebabkan kerusakan lutut.

Bila dibandingkan dengan jogging, jalan kaki yang diselingi dengan jalan cepat juga akan melatih seluruh tubuh karena tangan jadi ikut berayun. “Gerakan ekstra (tangan yang berayun) tadi akan melatih otot-otot perut, dada dan lengan secara tidak disadari,” imbuhnya.

Baca juga: Dilema Jalan Kaki di Indonesia dan Dampaknya pada Kesehatan

Disertai dengan pilar-pilar lainnya

Kalau jalan kaki sebagai olahraga sudah tepat, maka makanannya pun juga harus disesuaikan dengan kebutuhannya.

“Jadi bukan berarti makan sedikit. Saya lebih suka mengatakan ‘Jangan makan banyak, boleh makan enak’. Kalau makanannya enggak enak, tentu saja orang enggak bisa makan. Tapi kalau makanannya enak, itu ujian bagi kita, bagaimana cara mengatur porsi,” jelas Michael.

Bila olahraga tidak berat sehingga bisa dilakukan dalam jangka panjang dan makan juga enak terkontrol sehingga memberi dampak yang baik untuk berolahraga, tentu pola pikir orang yang menjalaninya pun tidak akan terbebani.  

Untuk pilar terakhir, yakni obat, Michael berkata bahwa ini  hanya digunakan bilamana berat badan pasien telah melebihi 90 kilogram. Pasalnya, obat ini hanya berperan untuk membantu saja dan bukan yang utama dalam menurunkan berat badan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau